Tepuk tangan meriah menggema di seantero gedung. Senyum merekah menghiasi bibir semua pengunjung. Seorang laki tua menundukkan kepala, dari kedua bola matanya keluar tetesan air yang membasahi kulit keriputnya.
Jemari tangan kanannya di genggam seorang wanita paruh baya yang kedua matanya berkaca-kaca karena memandang sosok pria muda di atas panggung. Sementara bibirnya tak lepas dari puja puji kepada sang Pemilik alam.
"Hadirin yang berbahagia. Demikianlah sambutan Aji Kamehame, atas nama perwakilan wisudawan dan wisudawati. Lulusan terbaik tahun ini dengan nilai IPK 4.00. Semoga ilmu dan pengalamannya yang di dapat selama ini, bisa bermanfaat bagi seluruh makhkuk alam semesta. Aamiin."
##
Aji memeluk kedua orang tuanya di pelataran gedung serba guna kampus usai menerima ucapan selamat dari teman-temannya. Sang Ibu berulang kali mencium kening Aji. Babanya mengumbar senyum.
"Baru kali ini aku lihat lagi senyum manis Baba." Ucap Aji dalam hati
Teringat ia peristiwa dramatis dengan Babanya beberapa tahun lalu sebelum masuk kuliah.
"Pokoknya Aji tetap mau cari kerja Ba, Aji ngga mau kuliah."
"Mau kerja apa kau? Pengalaman belum punya, mana ada perusahan yang mau terima pekerja seperti kau." Ucap Baba ketus
"Aji akan berusaha sekuat tenaga sesuai perintah yang Baba ajarkan."
"Tapi harus tahu diri. Lebih baik kau lanjutkan lagi belajarnya, setelah lulus baru bekerja."