Lihat ke Halaman Asli

Koruptor Perlu Rokok

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

[caption id="attachment_114529" align="alignnone" width="106" caption="Merokok membuat anda menjadi boros, sehingga berupaya menutupi dengan jalan apapun"][/caption] Jack Soetopo nampak berang saat membaca artikel Indonesiaku Dibelenggu Koruptor (lihat di http://regional.kompasiana.com/2011/06/05/indonesiaku-dibelenggu-koruptor/#). Ia menulis komentarnya: Aneh Kok Ilmu Politik.Korupsi itu bukan Politik. FISIP UI sudah ngelindur saja KORUPSI itu Adalah KEJAHATAN KRIMINAL ORGANISASI. Jadi Buka Politik Lagi. Dari Dulu sudah di jelaskan, sekarang hanya sekedar bahas membahas seperti Lagu Lama saja.Peran Akademis itu melakukan penelitian yang jelas, siap2 dibalik Organisasi Kriminal ini. itu Tesis nya jangan cuma kulit2 anak SD juga tahu. Lalu di bawah komentar Jack kami menulis timbalannya, "Maklum, Jack, yang bahas orang yang bersentuhan politik tentu menyeretnya ke situ. Coba kalau yang membahas orang yang anti merokok sembarangan, tentu akan membuat seminar ” Sambil Merokok Menghitung Hasil Korupsi”. Sekarang bagaimana menurut anda sekalian? Benarkah pendapat yang mengatakan bahwa mayoritas koruptor itu adalah perokok? Dengan alasan: Pertama: Perokok menghabiskan pendapat murni yang berasal dari gaji dan jerih payah yang halal. Sehingga karena untuk mencukupi kebutuhan yang lainnya, ia harus memenuhi dari berbagai macam cara, dimulai dari "objekan" lainnya; "sabetan lainnya" dan "lain-lainnya". Kedua: Perokok harus mempersiapkan dirinya seandainya ia kelak menghadapi penyakit yang sulit diobati, seperti kanker paru, lemah syahwat, dan lainnya. Ketiga; Perokok merasa inspirasinya untuk melakukan pekerjaan tidak terbangun karena tidak dibantu oleh zat halusif dari rokok, sehingga ia perlu  membeli rokok dari budget yang seharusnya ia pergunakan untuk membeli kebutuhan keluarga dan keturunannya (dan mungkin dengan alasan untuk beramal). Keempat: dan lain-lain yang anda sekalian bisa tambahkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline