Tujuan pendidikan nasional secara umum merupakan usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan anak bangsa mulai dari yang ekonomi menengah kebawah maupun menengah keatas. Tujuan yang sangat mulia, sehingga mangharapkan generasi penerus bangsa yang lebih baik lagi dari masa sekarang.
Dalam dunia pendidikan merupakan tugas mulia sekaligus menjadi tugas berat bagi para pendidik. Mengatur dan mengajar manusia membutuhkan sentuhan yang berbeda dibandingkan mengatur mesin seperti diperusahaan-perusahaan. Apalagi dalam pendidikan, intensitas sosialisasi dan komunikasi antara guru dan murid sangat tinggi. Sehingga cukup riskan dan sensitif terhadap konflik-konflik kelompok maupun personal.
Artikel ini akan membahas aksi-aksi negatif apa saja yang sering dilakukan di lembaga pendidikan. Sebagai informasi dan dapat dijadikan tindakan preventif oleh orangtua atau lembaga pendidikan. Agar tercipta siklus dan budaya pendidikan lebih edukatif dan humanis.
1. Menyuruh adik kelas dengan semena-mena
"Hei, kamu ambilkan ini dan ambilkan itu", begitu kata senior yang berlagak menjadi penguasa. Sudah banyak menjadi korban akibat ulah kakak kelas yang demikian pongahnya berjalan seperti raja atau ratu dan ingin terus dilayani. Perilaku seperti ini yang perlu orangtua dan guru hindarkan untuk dilakukan oleh anak didik. Seharusnya membuat budaya yang sesuai dengan ciri ke-Indonesiaan yakni menyayangi yang muda dan menghormati yang tua.
2. Menjuluki dengan julukan buruk
Sampai hari ini masih banyak murid-murid yang menerima julukan buruk. Terkadang menjuluki nama orangtua dikalangannya dengan julukan buruk bahkan sampai julukan yang tidak pantas. Hal ini akan berefek jangka panjang jika diteruskan. Pribadi-pribadi yang merusak citra seperti ini yang harus dibenahi kepribadian dan psikologinya.
3. Body Shaming
Tubuh dan anggota badan lainnya merupakan hal sensitif untuk diperbincangkan apalagi diperbandingkan. Kadang tidak hanya membandingkan, tapi sampai pada memperolok tubuh dan anggota badan yang tidak normal dari manusia biasanya. Pemikiran untuk mendiskriminasi orang dalam hal body shaming harus ditinggalkan. Mental-mental diskriminasi seperti ini yang dapat membuat mental down dan bahkan hingga punya keinginan untuk bunuh diri. Keinginan itu muncul karena body shaming yang terus menerus dilakukan secara masif sehingga memiliki perasaan menyesal telah hadir di dunia.
4. Pemalakan
Memalak adalah hal yang tidak memandang pelakunya kaya atau miskin, karena memalak itu candu bagi sebagian orang. Terkadang apa tujuan pelaku pemalakan bagi mereka yang memiliki orangtua mampu secara finansial. Tentu bukan itu jawabannya, maka secara tidak langsung memalak itu candu. Perilaku seperti ini sangat merugikan orang yang terkena palak, bahkan beberapa kasus ada yang sampai mendapat perundungan dan kekerasan fisik jika tidak menuruti apa yang pelaku inginkan.