Dalam setahun ini, sudah berapa kali pemerintah menaikkan harga BBM. Jawabannya sudah jelas dengan data yang akurat para pembaca juga sudah tahu. Di belahan Indonesia manapun hal ini juga menjadi dilematis, mengingat rakyat Indonesia cukup sensitif dengan harga-harga. Akhirnya hari ini BBM yang ramai adalah BBM bersubsidi.
Antrean panjang mengular untuk membeli pertalite di SPBU-SPBU sampai hari ini masih terjadi. Yang semula membeli pertamax, dengan harga pertamax yang cukup tinggi maka mereka beralih ke pertalite. Coba lihat berapa kendaraan yang antri di bagian pertamax, sangat sedikit sekali. Itu menunjukkan kemampuan daya beli masyarakat Indonesia yang terbilang memiliki penghasilan yang rendah.
Ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk terus menjadikan kebijakan-kebijakannya menjadi jelas, tertuju dan berpihak kepada rakyat. Alasan apapun termasuk subsidi yang tidak tepat sasaran tentunya juga harus menjadi bahan evaluasi terkait distribusi BBM. Pemerintah harus punya sistem yang akurat agar BBM subsidi tepat sasaran jika alasannya bahwa BBM subsidi tidak tepat sasaran.
Semarak Kendaraan Listrik
Para marketer kendaraan listrik juga telah merambah ke jantung masyarakat. Disisi lain menggunakan kata-kata bahwa kendaraan listrik lebih irit dari kendaraan BBM, dalam sisi yang lain juga menyebutkan kendaraan listrik adalah kendaraan masa depan, tentunya menjadi daya tarik sendiri. Belum lagi dengan harga BBM yang mahal bisa jadi mereka beralih ke kendaraan listrik.
Tapi tentu membeli kendaraan listrik terutama mobil harusu mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Bagi kalangan menengah harus merogoh kantong lebih dalam untuk membeli mobil listrik. Tapi bagi kalangan atas mobil listrik cukup bisa dijangkau untuk dibeli.
Monopoli Pemerintah
BBM dan listrik adalah komoditas monopoli pemerintah dalam perusahaan BUMNnya. Sudah tidak terelak lagi, karena pemerintah telah menguasainya dari hulu hilir sampai dalam ranah kebijakan. Kalau sudah ranah perusahaan BUMN maka yang ada dipikirkan adalah keuntungan semata. Pola fikirnya bagaimanapun caranya agar mendapatkan surplus, bukan defisit.
Di masa yang akan datang jika benar-benar banyak orang memakai kendaraan listrik. Maka bisa jadi nanti pemerintah akan memainkan harga BBM dan listrik secara bersamaan. Yang nantinya juga akan mempengaruhi konsumsi listrik di rumah-rumah rakyat Indonesia. Belum lagi kita berfikir tentang manajemen PLN yang belum baik, sehingga beberapa pelanggan mengeluhkan denda yang mencapai angka nominal puluhan juta rupiah.
Maka dari itu perlunya kita berfikir dan memilih pemimpin yang berfikir dan bekerja untuk rakyat. Untuk hari ini marilah kita menikmati segala kebijakan pemerintah dan tentunya membuat pola keuangan kita lebih sehat lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H