Lihat ke Halaman Asli

Fikri Zakia Qoimul Haq

Pendidik, Konsultan Pendidikan, Parenting

Kasus Pak Samin: Sebuah Pemikiran Model Tabungan Gaya Jadul

Diperbarui: 14 September 2022   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://s3.theasianparent.com/cdn-cgi/image/width=450,quality=90/tap-assets-prod/wp-content/uploads/sites/24/2022/09/1-27.jpg

Manusia yang menurut para ahli adalah homo economicus, yakni selalu ingin memenuhi kebutuhannya secara rasional untuk mencapai kesejahteraan dan serta mempertahankan hidup. Seharusnya berfikir keras bahwa setiap manusia mempertahankan hartanya dengan sangat maksimal. 

Kasus pak samin yang menabung untuk dana haji sekeluarga nyatanya menjadi problem sendiri bagi pak samin. Pasalnya pak samin menyimpan uang tersebut di dalam sebuah celengan plastik. Akhirnya uang tabungan pak samin harus suka rela dimakan oleh rayap. Kita tahu secara nyata plastik biasa itu saja dimakan rayap, apalagi plastik yang isinya terdapat uang yang berbahan kertas.

Titik fokus bukan pada rasa iba dan kasihan kepada pak samin. Tapi lebih fokus kepada pola pikir seperti apa yang dianut oleh pak samin dalam menabung uang. Kita tahu hari ini bank konvensional maupun syariah menjamur. Kita tinggal memilih saja bank yang ingin kita tuju membuka rekening untuk tabungan.

Ini menjadi pekerjaan rumah untuk perusahaan perbankan agar lebih banyak mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya menabung di bank. Beberapa survey mengatakan bahwa alasan masyarakat tidak menabung di bank adalah karena ada biaya admin, sehingga uang di bank tidak utuh.

Banyak masyarakat belum tahu bahwa ternyata di beberapa bank tidak ada admin sama sekali. Sehingga tabungan dalam rekening pasti utuh dan tidak akan bekurang kecuali di ambil sendiri oleh pemilik rekening. Inilah menjadi sebab musabab kurangnya informasi dan sosialisasi dari perusahaan perbankan terutama kepada orang-orang yang memiliki mindset seperti pak samin. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline