Lihat ke Halaman Asli

Me, My Friend and Fast Food

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Kebetulan aku punya teman yang selama dua tahun ini bekerja di United Kingdom alias Inggris Raya. Tadi malam kami sempat komunikasi lewat Whats App. Aku bercerita kalau anakku yang kecil lagi flu dan batuk, sumeng (istilah jawa dari demam yang panasnya sekitar 38) dan gak doyan makan. Untuk mengatasi gak doyan makannya seperti biasa ku bikinkan sup berisi bunga kol, tahu putih dan tahu, tapi kepalanya masih aja geleng menolak sup yang ku suapkan. Khawatir sakitnya jadi makin parah karena gak ada asupan yang masuk, aku jadi ingat sup krim di KFC. Jadilah aku beli satu cup sup krim dan ku bawa pulang. Aku tau sup krim ini bumbunya lumayan kuat, so untuk mengurangi kekuatan bumbunya, ku tuang sup krim dalam mangkok dan ku tambah 150 ml air matang panas dari termos. Setelah terasa hangat, ku suapkan sup itu ke anakku, awalnya dia nggak mau tapi ketika ku bujuk lagi untuk menelan sedikit dia mau dan menghabiskan setengah porsi. Alhamdulillah batinku, ada energi yang masuk ke tubuhnya. Ku pikir kayaknya kita-pun yang dewasa kalau sedang flu, batuk, demam pengennya makan yang panas, gurih dan pedas ya..., kayak makan bakso, soto, mie ayam dan sejenisnya. Kenapa ya? Apa indra perasa lagi posisi down ya, sehingga baru terasa segar kalau diasupi makanan berkuah, panas, gurih dan pedas.

Ceritaku inipun langsung ditanggapi ma temanku ini, Fie...semoga anakmu lekas sehat ya..., By the why aku tuh sebenarnya merasa sedih dan prihatin dengan masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi makanan fast food pengen kayak bule. karena sebenarnya masyarakat disini (Inggris) mereka yang berduit dan berpendidikan malah gak mau makanan kayak gitu, mereka sadar itu makanan tidak baik untuk kesehatan, kandungan lemak dan kolesterolnya tinggi sekali.  Mereka itu malah iri dengan kehidupan kita di Indonesia selalu mendapat bahan makanan fresh, sehat dan dimasak sendiri, disini (Inggris) sayur-sayuran mahal. Kalau boleh aku bilang rata-rata yang menyukai fast food disini penampilan fisiknya obesitas, kumuh, low education, kata-katanya kasar, suka teriak-teriak dan mengumpat.
Intinya masakan khas Indonesia dengan segala bumbunya itu nggak bikin obesitas dan disukai warga asing, butuh waktu lama untuk memasak, karena harus belanja, meracik bahan dan bumbu baru memasaknya, jadi benar-benar bukan fast food. Sayangnya kita terkadang pengen hidup ala bule, keren dan berpikir kalau budaya dari negara maju pasti baik dan benar. Padahal saat ini warga negara maju pengen hidup kayak kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline