Beberapa orang suka mengingat masa lalu sebagai bentuk rasa syukur atas segala kepergian yang dilewati.
Lagu-lagu sendu terputar terus untuk menjawab penyesalan dari apa yang diharapkan.
Kenangan..
Satu persen: masa lalu. Dan, sembilan puluh sembilan persen: penyesalan.
Kala itu, selalu ada senyummu yang menggantikan secangkir kopi di pagi hari; manis, tak semanis hubungan kita. Dan, ternyata bukan hanya pahlawan saja yang bisa dikenang, masa itu juga ternyata bisa.
Sangat membekas; betah dalam pikiran.
Ingatkah?
Kita pernah bercerita di bawah matahari terbenam. Bukan dengan telepon genggam, tapi dengan tangan yang saling menggenggam. Jika matahari pergi karena adanya kegelapan, apakah kamu juga akan pergi karena aku mempunyai kekurangan?
Manado, 14 Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H