Hari Keempat Tahlilan
Pagi harinya, Fikri mengajak Roby menuju rumahnya yang kemarin ia tinggalkan begitu saja untuk mengecek keadaan rumah. Dengan sinar matahari pagi yang cerah dan burung-burung berkicau merdu di pepohonan, ketakutan semalam terasa tidak begitu menakutkan lagi. Mereka bertemu dengan orang tua Fikri yang baru saja pulang dari perjalanan healing.
"Emak, Bapak, kapan sampai rumah?" tanya Fikri sesampainya di rumah, melihat kedua orang tuanya sedang duduk sambil minum teh ditemani singkong rebus di teras.
"Semalam, Nak," jawab Emaknya singkat.
Lalu Bapak Fikri melanjutkan bertanya, "Kenapa pintu depan dalam kondisi terbuka saat Emak dan Bapak sampai rumah, Fik?"
Dengan sedikit bingung, Fikri mencoba menjelaskan, "Gini, Pak, semalam Fikri ditakuti sama pocong pas magrib di kamar, pas Fikri mau salat ke masjid."
Fikri pun menceritakan semuanya, mulai dari bau busuk, ketukan pintu, hingga penampakan pocong pinjol. Orang tua Fikri mendengarkan dengan seksama, wajah mereka menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.
"Ada baiknya kita konsultasi ke orang yang paham soal begini, Bu, Pak," usul Roby.
"Ya sudah, kita ke Ustaz Arif aja kalau gitu, Rob," seru Bapak Fikri.
"Aku setuju. Kita harus cari tahu apa yang sebenarnya terjadi," tambah Fikri.