Lihat ke Halaman Asli

Dari "Anak Rumahan" Menjadi "Anak Kosan"

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal dari anak rumahan yang hidup di rumah tidak sendirian menjadi seorang anak kosan yang hidup di kosan serba sendirian.  Makna dari anak rumahan tersebut bukan berarti anak yang setiap kegiatan atau aktifitasnya dilakukan di rumah dan tidak pernah keluar untuk dapat bergaul dengan lingkungan sekitarnya. Tetapi anak rumahan disini mengandung arti anak yang dalam kehidupannya selalu ada yang mengawasi dan dapat diawasi secara langsung oleh orangtuanya. Bukan berarti anak rumahan tidak dapat bebas untuk melakukan segala kegiatannya justru menjadi anak rumahan sangatlah enak.

·Dari mulai bangun tidur ,selalu ada seorang Ibu atau Ayah yang selalu membangunkan.

·Setelah bangun kemuadian mandi, setelah mandi sarapan pun telah disiapkan oleh ibu dan kita tinggal berangkat ke sekolah.

·Setelah pulang dari sekolah sesampainya di rumah selalu tercium aroma masakan yang dibuat oleh seorang Ibu yang tak salah lagi masakan itu dibuat untuk anaknya yang baru sampai di rumah setelah seharian menuntut ilmu.

·Kemudian pakaian, tinggal masukan pakaian yang telah dipakai ke mesin cuci dan tak usah kita yang mencucinya

Banyak yang bilang anak rumahan itu memiliki sifat manja karena disana ada peran seorang ibu dan ayah yang dapat membantu segala permasalahan dalam hidupnya sehingga bisa dikatakatan peran orangtua sangatlah tinggi. Beda dengan anak kosan yang setiap hari menjalani seluruh aktifitasnya serba sendirian tanpa ada peran seorang ibu ataupun ayah. Tidaklah mudah untuk dapat beradaptasi dengan keadaan yang baru dari anak rumahan menjadi anak kosan. Sekilas membicarakan anak kosan hal yang sering terlintas di pikiran adalah MAHASISWA, pasti benar.Beberapa kegiatan seorang anak kosan (Mahasiswa) di kesehariannya

·Dari mulai bangun tidur, anak kos kalau bangun tidur bisa nya cuma bergantung pada bunyi alarm di handphone atau jam.

·Kemudian sarapan, anak kosan untuk sarapan harus beli ke warung nasi, biasanya warung nasi itu yang sudah menjadi langganannya. Tak ada kata bosan meskipun masakan yang dibelinya selalu yang sama.

·Setelah pulang dari kampus (mahasiswa bilangnya kampus engga sekolah lagi) sampai di kosan, yang dapat dilakukan hanyalah duduk terdiam dan melamun sejenak sambil menahan lapar karena makanan belum ada.

·Kemudian cucian numpuk, jika tak mampu untuk menyewa jasa laundry terpaksa harus mencuci sendiri.

·Terakhir yang paling penting menjadi anak kosan jangan dibiasakan hidup boros, gunakanlah uang seminimal mungkin karena apabila uang habis habis pula hidup kita.

Lengkap sudah penderitaan seorang anak kosan yang segala aktifitasnya dilakukan sendiri. Tapi dibalik penderitaannya itu patut kita acungi jempol, bairpun sendiri tetapi itu tandanya anak kosan memiliki kemadirian yang sangat besar. Demi menempuh pendidikannya anak kosan rela meninggalkan keluarganya ataupun pacarnya meskipun dengan hati yang berat.

Janganlah terus mengeluh menjadi anak kosan, teruslah semangat untuk menuntut ilmu biarpun hidup serba sendirian, karena sesungguhnya awal dari kesuksesan dimulai dari saat ini juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline