"Mencegah lebih baik daripada mengobati", itulah semboyan yang sering kita ita lantunkan namun, terkadang kita mengerti artinya namun tak mengerti maksudnya dan tak mau melaksanakannya. Melihat keadaan siswa-siswi yang hidup pada zaman sekarang dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan yang sangat pesat dan mudah diakses, maka semakin rumit jugalah permasalahan yang akan mereka hadapi.
Entahlah mulai dari permasalahan belajar, permasalahan sosial, permasalahan lingkungan, sampai permasalahan percintaan sekalipun. Kita sebagai orang tua maupun seorang pendidik harus benar-benar memperhatikan gerak-gerik anak ataupun anak didik kita.
Mengapa ? karena dengan melihat keadaan zaman yang seperti ini tentunya akan semakin kompleks masalah yang harus kita tangani serta yang harus dihadapi anak/anak didik kita nantinya. Oleh karena itu, berdasarkan pada semboyan diatas tentunya kita harus mengetahui bagaimana cara menangani siswa yang bermasalah dengan baik agar bisa melakukan pencegahan.
Pada artikel kali ini, penulis hanya akan focus pada penanganan siswa disekolah, namun tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan di penanganan anak bermasalah secara umum. Upaya untuk menangani siswa yang bermasalah, khususnya yang terkait dengan pelanggaran disiplin sekolah dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu:
(1) pendekatan disiplin dan
(2) pendekatan bimbingan dan konseling.
Penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan Disiplin merujuk pada aturan dan ketentuan (tata tertib) yang berlaku di sekolah beserta sanksinya. Kendati demikian, kita harus ingat bahwa sekolah bukanlah sebagai "Lembaga Hukum" dimana yang bersalah harus dihukum, tetapi sekolah merupakan "Lembaga Pendidikan" yang mana tidak hanya menekankan pada pendekatan Disiplin namun juga pendekatan Bimbingan dan Konseling.
Tujuan dari lembaga pendidikan sendiri yakni bagaimana berusaha mencegah dan menyembuhkan segala penyimpangan perilaku yang terjadi pada para siswanya. Oleh karena itu, kedua pendekatan ini harus berjalan dengan beriringan dan saling melengkapi.
Pendekatan disiplin memungkinkan untuk selalu memberi sanksi untuk memberi efek jera, sedangkan pendekatan bimbingan dan konseling lebih mengutamakan pada penyembuhan dan menjalin hubungan interpersonal yang saling percaya, dimana akan membantu si siswa beradaptasi didalam lingkungannya. Sehingga, ketika menerapkan kedua pendekatan ini akan berdampak baik pada siswa.
Saat siswa yang menyimpang di bombamdir dengan banyaknya sanksi (dengan tujuan agar mereka jera), siswa juga akan diberi bimbingan dan konselingan agar jiwanya (mentalnya) tidak terganggu atas sanksi yang diterimanya. Bukan hanya kenyamanan yang akan ia dapatkan, tetapi hatinya juga merasakan suatu ketenangan serta tumbuh perasaan dan pemikiran positif atas masalah yang menimpa dirinya, misalnya secara sadar menerima resiko yang terjadi.
Dalam hal ini, Sofyan S. Willis (2004) mengemukakan tingkatan masalah berserta mekanisme dan petugas yang menanganinya, sebagaimana berikut ;