By. Fikri Jamil Lubay
Prabumulih dan Islam mungkin dua kata yang terasa asing ditelinga bila dipadu padankan. Aksioma tersebut juga tentu bisa membuat alergi banyak orang terkait dengan sebuah gagasan untuk menjadikan Prabumulih sebagai Pusat Studi bagi Agama Islam. Sebuah gagasan untuk menjadikan Kota Prabumulih yang berada dibagian Selatan dari Provinsi Sumatera Selatan tentu tidak asal comot dan sebuah isapan jempol belaka, namun berdasarkan sebuah fakta sejarah yang panjang bagi Kota Prabumulih itu sendiri.
Kota Prabumulih yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Muara Enim sejak 17 Tahun yang lampau (2001), telah menjelma menjadi kekuatan tersendiri di Provinsi Sumatera Selatan. Kota Prabumulih merupakan salah satu contoh yang bisa disebut sebagai kota yang berhasil mengembangkan dan menggali potensi diri setelah bergulirnya otonomi daerah paska reformasi 1998. Kota Prabumuloih bisa juga menjadi contoh sebagai daerah yang bisa disebut berhasil dalam pengembangan berbagai sektor kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Slogan menjadikan masyarakatnya sejahtera dalam semboyan "seinggok sepemunyian" yang dikemas dalam Visi Prabumulih PRIMA (Prestasi, Religius, Inovatif, Mandiri dan Aman) adalah motor (trigger) penggerak dalam percepatan pembangunan. Kota Prabumulih yang mengutamakan toleransi dalam kehidupan sehari-harinya tidak jarang menemukan akar persoalan penting dalam penyelesaian perselisihan-perselisihan kemasyarakatan dengan cara bermusyawarah untuk mufakat. Akibatnya adalah hampir tidak pernah ditemukan gesekan-gesekan baik antar umat, suku, ras, agama dan golongan (SARA).
Sejarah Prabumulih juga mencatat bahwa konfigurasi budaya dan masyarakat Prabumulih yang walaupun didominasi oleh Kaum Muslimin (Islam) namun menjadikan Pancasila sebagai perekat toleransi yang berisi nilai-nilai dan norma Islam yang luhur dan tertanam didalam lima sila Pancasila. Kota Prabumulih tidak hanya menjadi pancasila sebagai slogan "Saya Indonesia Saya Pancasila", namun juga menjadikan Pancasila betul-betul sebagai roh bagi masyarakat Kota Prabumulih
Nilai-nilai dan norma-norma lokal dan Islam berpadu padan menjadi toleransi antar umat dan menghantarkan Islam sebagai agama yang humanis, toleran, maju dan berkembang serta menjadi perekat dan leader dalam kehidupan beragama di Kota Prabumulih. Islam yang ada di Kota Prabumulih ini tentu bisa lebih mendalam untuk dapat dikaji dan dikembangkan terutama bila bisa menjadikan Islam sebagai suatu kebutuhan yang bisa melembaga dengan baik melaui suatu Pusat Studi Islam Prabumulih.
Terus, pertanyaannya yang mendasar adalah "mungkinkah Pusat Studi Islam itu lahir dan berkembang di Prabumulih?"
Prasyarat utama kehidupan toleransi umat beragama di Prabumulih sudah terpenuhi dan teruji. Pra syarat itu tentu bisa menjadi modal dasar dalam membangun Islam yang "kaffah" dan "rahmatan lil alamin" di Kota Prabumulih. Menularkan budaya toleransi ke strata yang lebih tinggi adalah kewajiban setiap umat Islam. Karena itu beberapa alasan ini bisa menjadi acuan dalam pengembangan Pusat Studi Islam di Prabumulih yaitu :
(1) Prabumulih telah memiliki Islamic Center yang lengkap