Lihat ke Halaman Asli

fikrijamil

Wong Dusun Tinggal di Kampung

Prabumulih Kota Gas (The Real Full City Gas)

Diperbarui: 22 Maret 2016   10:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

By. Fikri jamil Lubay

 

 

Senin, 21 Maret 2016 merupakan hari yang bersejarah bagi Kota Prabumulih. Tepat Pukul 10.00 WIB sirine berbunyi tanda dimulainya grounbreaking proyek gas Kota Prabumulih oleh Bpk. Sudirman Said Menteri ESDM RI bersama Alex Noerdin Gubernur Sumatera Selatan, Direktur Pertagas dan Direktur SDM dan Umum PT Pertamina (Persero) Dwi Wahyu Daryoto. serta Ir. H. Ridho Yahya, MM (Walikota Prabumulih) yang disaksikan oleh seluruh Bupati/Walikota se Provinsi Sumatera Selatan.

Disebut bersejarah karena pada hari ini sebanyak 32.000 sambungan jaringan gas (Jargas) Kota Prabumulih akan melengkapi sebanyak 8.000 sambungan gas rumah tangga yang sudah dinikmati oleh rumah tangga di beberapa kelurahan/desa dalam kecamatan Kota Prabumulih sejak tahun 2013. Hal itu berarti sudah hampir 100%  masyarakat Kota Prabumulih menikmati gasnya sendiri dan mulai sekarang mungkin tidak akan lagi melihat tabung gas elpiji baik warna hijau maupun biru berseliweran di Kota Nanas ini.

Sejarah telah dimulai sejak Tiga tahun yang lalu (2013) di halaman Taman Wonosari Kota Prabumulih. Pada saat itu diresmikan (diawali) pemakaian gas rumah tangga oleh Wakil Menteri ESDM saat itu yaitu Bpk. Susilo Siswo Utomo dan menjadi tonggak dimulainya reformasi jaringan gas Kota Khususnya di Kota Prabumulih. Mimpi warga Kota Prabumulih untuk dapat menghidupkan dapur rumah tangga dengan gas tanpa perlu repot lagi untuk memesan dan membeli gas tabung sudah lama berlangsung. Prabumulih selama ini dikenal sebagai kota gas sejak zaman Belanda. Selama ini Gas Kota Prabumulih lebih banyak dinikmati oleh negeri tetangga bahkan gas yang berasal dari Kota Prabumulih tersebut menjadi primadona ekspor.

Seperti yang disampaikan oleh Menteri ESDM, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 tahun 2007 bahwa daerah penghasil harus diutaman terlebih dahulu dari pada daerah tetangga. Dan gas bumi juga tidak boleh lagi hanya menjadi komoditas tetapi juga harus dapat menghidupkan sektor-sektor yang produktif. 

Kota Prabumulih telah dicanangkan menjadi Kota Pertama dan menjadi contoh di Indonesia yang hampir seluruh rumah tangganya dialiri oleh jaringan gas (full city gas). Membanggakan...? sudah pasti. Rakyat prabumulih pasti bangga sekali dengan hadirnya full gas city itu. Biaya yang digunakan juga tidak menguras APBD Kota Prabumulih sekaligus tidak membebani APBD Provinsi Sumatera Selatan, namun semuanya sebanyak + 500 milyar menggunakan APBN tahun 2016 dan dikerjakan oleh tiga BUMN Utama yaitu PT. Nindya Karya; PT. Wijaya Karya dan Hutama Karya.

 

Mengapa Kota Prabumulih yang dipilih..?

Seperti yang diutarakan oleh Menteri ESDM dalam sambutannya,  bahwa banyak sekali proposal yang masuk dari berbagai Kabupaten/Kota di Indonesia,  namun “aura positif” itu ada di Kota Prabumulih Bumi Seinggok Sepemunyian. Beliau menyampaikan disamping amanat Undang-Undang Nomor 30 tahun 2007 dan Hadis Nabi seperti yang disampaikan oleh Gubernur Sumatera Selatan “bahwa harus cukup dulu didalam rumah tangga, baru membantu tetangga” yang terpenting adalah keseriusan dan kepedulian Pemerintah Kabupaten/Kota menjadi trademark tersendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline