Piala Thomas yang dinantikan oleh seluruh pecinta olahraga bulutangkis akhirnya dapat dibawa pulang kembali ke Indonesia. Sudah 19 tahun lamanya, perjuangan untuk mendapatkan piala ini belum bisa dipanuhi. Indonesia sendiri memiliki sejarah panjang dalam perhelatan kejuaran Piala Thomas ini.
Terakhir kali, regu putra Indonesia mampu meraih juara Thomas Cup pada tahun 2002. Saat itu, perhelatannya dilakukan di Guangzhou China. Sebenarnya sejak tahun 1994, Indonesia memiliki rekor menjadi juara Piala Thomas berturut-turut. Namun setelah edisi 2002, China berubah menjadi negara yang paling perkasa di sektor putra.
Dalam Piala Thomas 2002 sendiri, Indonesia mengalahkan Malaysia yang dikenal sebagai rival abadi. Saat itu, Taufik hidayat dipertandingan pertama gagal menyumbangkan kemenangan. Namun kekalahan ini dibayar lunas oleh wakil Indonesia lainnya yaitu Chandra Wijaya/Sigit Budiarto dan Halim Haryanto/Tri Kusharyanto dari sektor ganda putra serta Hendrawan dari sektor tunggal putra.
Kemenangan Indonesia ditahun 2021 bisa disebut sebagai sebuah keberuntungan, karena Indonesia berjumpa dengan lawan yang berat yaitu China yang notabene sebagai juara bertahan. Negara ini juga dipenuhi dengan pemain unggulan yang sudah menjadi langganan juara di berbagai kejuaraan individu lainnya.
Pada pertandingan hari pertama, Anthony Ginting perlu melakukan perjuangan yang cukup berat melawan Lu Guangzu. Setelah melalui rubber set yang cukup melelahkan Ginting mampu mengalahkan lawannya dengan skor 18-21, 21-14, 21-16. Setelah wawancara dengan media, Ginting mengatakan bahwa pada set pertama dia merasa sedikit gugup sehingga terdapat beberapa pukulan yang kurang maksimal dan tidak dapat mengkontrol jalannya permainan. Namun di set kedua dan ketiga, Ginting berusaha lebih tenang dan akhirnya mampu memenangkan pertandingan.
Setelah itu pertandingan dilanjutkan dengan sektor ganda putra yang diwakilkan oleh Fajar/Rian. Dengan bekal kemenangan Ginting di pertandingan pertama, permainan mereka menjadi sedikit lebih nyaman. Sehingga mereka mampu mengalahkan lawannya yaitu He Jiting/Zhou Haodong dengan dua set langsung. Permainan merekapun cukup cantik dengan pukulan keras yang berkali-kali dilakukan dan membuat kewalahan.
Dipertandingan pertama Jonathan Cristie melawan Li Shifeng yang secara peringkat jauh dibawahnya. Jojo sendiri berada pada peringkat 7 dunia dan lawannya berada pada peringkat 65 dunia. Pada set pertama, permainan Jojo terlihat sangat nyaman sehingga mampu mengalahkan lawannya dengan waktu cukup cepat. Namun pada set kedua, konsentrasi Jojo sedikit menurun sehingga melakukan beberapa kesalahan. Sehingga pada set kedua harus kalah dengan skor 18-21. Dengan semangat yang turut diberikan oleh rekan setim dan pelatihnya, Jojo mampu mengembalikan keadaan di set ketiga dan meraih kemenangan pada pertandingan penentu.
Dengan kemenangan ini, Piala Thomas kembali ke Indoneisa. Meski bendera Indonesia dilarang berkibar diturnamen ini, namun jiwa Sang Merah Putih tetap bekibar diseluruh hati masyarakat Indonesia. Seluruh sisi Indonesia bergemuruh, semangat dan bangkit.
Apresiasi luar biasa dan salam hormat tertinggi untuk kalian pahlawan bulutangkis Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H