Paris, kota cinta yang selalu mempesona, seharusnya menjadi panggung megah bagi atlet-atlet dunia. Namun, ironisnya, Olimpiade 2024 di sini justru menjadi pesta kontroversi dan ketidakberesan. Skandal, ketidakjujuran, dan permasalahan mencuat ke permukaan. Sebuah tragedi yang mengingatkan kita bahwa di balik gemerlapnya sorot lampu, ada cerita gelap yang perlu diperbaiki.
Paris 2024 seharusnya menjadi momen gemilang di mana kota penuh sejarah ini memamerkan kemegahannya kepada dunia melalui pesta olahraga terbesar, Olimpiade. Namun, apa yang kita saksikan malah menjadi parade skandal yang mempermalukan.
Opening Ceremony Dibungkus Dengan Pelecehan Perjamuan Terakhir dan Skandal LGBT
Pada upacara pembukaan Olimpiade 2024 di Paris, Prancis, terjadi kontroversi yang melibatkan adegan yang dianggap melecehkan keyakinan umat Kristiani. Biasanya, kontingen atlet olimpiade dari setiap negara diperkenalkan di stadion. Namun, di Paris, mereka memperkenalkan diri dengan naik kapal, menyusuri aliran Sungai Seine. Acara yang berlangsung selama lebih kurang empat jam ini mendapatkan beberapa tanggapan positif, termasuk saat penampilan diva Kanada, Celine Dion.
Namun, kontroversi muncul setelah sekelompok drag queen menampilkan pertunjukan yang mengingatkan penonton pada salah satu peristiwa sakral bagi umat Kristen, yakni "Perjamuan Terakhir" atau The Last Supper. Kritik bermunculan di media sosial, termasuk dari para pesohor dunia. Elon Musk, melalui akun Twitter miliknya, menyatakan bahwa pertunjukan tersebut sangat tidak menghormati orang Kristen dan menekankan bahwa umat Kristen harus berani membela agama mereka. Politikus sayap kanan Prancis, Marion Marchal, juga menganggap pertunjukan tersebut tidak layak tampil dan merupakan provokasi yang didalangi oleh sayap kiri.
Selain itu, dalam pertunjukan tersebut, Katedral Notre Dame yang sedang dalam tahap pembangunan juga ditampilkan dengan segmen tarian ekstensif sebagai penghormatan pada pekerja konstruksi yang membangun kembali ikon Paris setelah kebakaran pada tahun 2019. Para penari menirukan pekerjaan di udara pada perancah, dan lonceng katedral bahkan dibunyikan untuk pertama kalinya sejak kebakaran tersebut.
Kontroversi ini memicu perdebatan tentang batasan seni dan penghormatan terhadap keyakinan agama dalam acara-acara besar seperti Olimpiade. Meskipun opening ceremony Olimpiade Paris 2024 mencoba menghadirkan momen-momen bersejarah dan menghormati pekerja konstruksi, adegan yang dianggap menghina umat Kristen tetap menjadi sorotan dan memicu reaksi dari berbagai pihak.
Atlet Triatlon Dipaksa Berenang di Sungai Seine
Setelah kontroversi pembukaan, skandal lain muncul ketika para atlet triatlon dipaksa berenang di Sungai Seine selama Olimpiade Paris 2024. Sungai ini terkenal dengan polusinya dan sejarahnya yang buruk, sehingga banyak yang meragukan keamanan bagi para atlet yang harus berenang di sana. Sebelum acara triatlon, latihan renang untuk para atlet dibatalkan dua hari berturut-turut karena polusi di Sungai Seine. Pada hari Minggu, sesi "familiarisasi" juga dibatalkan karena alasan yang sama.
Para atlet harus berhadapan dengan kenyataan bahwa mereka harus berenang di sungai yang sebelumnya dikenal sangat tercemar. Sebelum Olimpiade, pihak Prancis telah melakukan pengujian air sungai untuk mengukur kualitasnya. Parameter yang diuji meliputi bakteri E. coli dan Enterokokus, yang merupakan indikator adanya kotoran manusia, serta patogen lainnya. Meskipun ada keraguan, pada pagi hari sebelum acara, hasil pengujian menunjukkan bahwa air Sungai Seine memenuhi standar yang ditetapkan oleh World Triathlon, badan pengatur olahraga triatlon. Oleh karena itu, acara triatlon tetap berlangsung dengan para atlet berenang di sungai tersebut.