1. Dakwah Tradisional
Dakwah tradisional melibatkan interaksi langsung dengan audiens, memanfaatkan hubungan manusia yang kuat. Tiga metode utama dalam dakwah tradisional adalah:
- Dakwah Bi Al-Lisan : Melalui ceramah dan khutbah yang memungkinkan interaksi langsung dengan audiens, contohnya di masjid atau majelis taklim.
- Dakwah Bi Al-Hal : Menunjukkan teladan melalui perbuatan nyata seperti kegiatan sosial dan amal.
- Dakwah Bi Al-Qalam : Dakwah melalui tulisan di media cetak seperti buku dan majalah, yang dapat menjangkau audiens lebih luas.
2. Dakwah Modern
Dakwah modern menggunakan teknologi untuk menjangkau audiens yang lebih luas, terutama di masyarakat perkotaan. Tiga metode utama dalam dakwah modern adalah:
- Media Sosial: Platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok digunakan untuk menyebarkan ceramah, terutama untuk menjangkau generasi muda.
- Aplikasi dan Website Keagamaan: Memberikan akses kajian Islam secara online, kapan saja dan di mana saja.
- Podcast dan Video Streaming: Ceramah dalam bentuk audio atau video yang fleksibel, dapat diakses kapan saja.
3. Pendekatan Keilmuan dalam Pengembangan Dakwah
Dakwah memerlukan bantuan dari ilmu-ilmu lain seperti ilmu agama Islam (tafsir, hadits), ilmu sosial (sosiologi, antropologi), serta ilmu normatif seperti logika dan penelitian. Metode riset digunakan untuk memahami masyarakat, sementara logika dan retorika membantu dai dalam menyampaikan pesan secara logis dan menarik.
4. Studi Kasus Dakwah yang Sukses
Habib Husein Ja'far Al Hadar berhasil menggunakan media sosial dengan pendekatan kreatif yang menarik minat generasi muda, menggunakan kebijaksanaan, nasihat yang baik, dan dialog.
Ustadz Abdul Somad memanfaatkan platform seperti YouTube dan Instagram untuk ceramah yang relevan bagi masyarakat modern, dengan pendekatan yang logis dan ilmiah, termasuk sesi tanya jawab.
Kesimpulannya
Dakwah tradisional dan modern memiliki keunggulan masing-masing dalam menyampaikan pesan agama, namun dakwah modern terbukti lebih efektif di era digital.