Lihat ke Halaman Asli

#Efge

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kantong plastik dingin berisi ikan di tangannya. Menurut rumor dia penembak jitu. Tapi lihat di tangan kanannya. itu pisau.

Ada orang mati di pasar. Kepalanya hancur, otaknya berceceran, ususnya terburai. Tapi lihat di tangan kirinya. Itu pisau.

Pengunjung pasar berhamburan keluar. Anak kecil menjerit. Aktivitas pasar terhenti. Mayat dikerubungi. Anyir.

Ada bola mata basah darah di balik ikan. Si tukang tembak berjalan diam. Toplesnya hampir penuh. Bola mata basah darah.

 
----------------------

 
Sepasang sepatu di pinggir jalan. Ukuran tiga enam warna hitam. Seorang anak kolong jembatan. Umuran sembilan belum makan.

Kios rokok. Pedagang asongan. Pengamen. Pengemis. Lampu merah. Rumah bedeng semi permanen. Akua akua mijon mijon.

Lampu jalan. Musik masa kini. Asap kopaja. Lalu ada kereta api lewat di depan rumah bertivi, berkulkas dan beranak empat.

"ayah narik dulu nak. kemaren setorannya kurang 20 rebu. Kamu, Jono, jaga adik-adikmu". Ayah menghilang setelah mengeteng rokok.

Jono ingin sekolah lagi. Seperti tahun lalu. DIhukum karena tidak mengerjakan PR. Dijewer karena nakal. Dipanggil karena nunggak.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline