Lihat ke Halaman Asli

Sensasi Elektrik Sinema Elektronik

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan turun keroyokan. Seperti amuk massa korban penggusuran yang tak punya sertifikat hak milik. Di tenda, piring sudah kosong, sedotan dan es batu tertinggal di gelas. Perut mereka kenyang. Walaupun titik ekuilibrium diperkosa penjaja makanan.

"Yuk, mumpung agak redaan dikit"

Tangan kiri si jantan menahan payung. Tangan kanan menggandeng betina. Jalanan becek menuju stasiun, hujan agak deras, lampu kota, tukang becak yang menggigil, Jogjakarta

"Anjing! Ini sinema elektronik sekali. Tapi sensasinya kayak tai!"

Dilihatnya si betina. Tangan kiri menggandeng jantan, tangan kanannya memegang plastik basah berisi pakaian kotor si jantan.

"Okay, minus pakaian kotornya"

Lampu kota kuning, sirene kereta api dan palang menutup, Malioboro di depan mata, "mau beli bakpia mas, tak anterke, 5000 wae", si betina membuka dialog.

"Ini romantis ya?"

"Emang romantis definisinya apa?"

"Perasaan berdebar - debar"

"Hahaha, nyolong sendal jepit pas jumatan juga berdebar - debar, itu romantis dong?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline