Lihat ke Halaman Asli

Fikrie Muzhaffar

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Proyek Desa Pembuatan Pupuk Nutrisi dengan Menggunakan Mesin Pencacah Nutrisi oleh Mahasiswa Teknik Industri UNTAG Surabaya

Diperbarui: 2 Januari 2024   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kegiatan ini berkaitan dengan mata kuliah perancangan produk II yang dilakukan oleh Mahasiswa Untag Surabaya Jurusan Teknik Industri. Disini kami melakukan sebuah perancangan alat yang dapat digunakan untuk pemerasan nutrisi dari buah -- buahan, sayuran, dan ikan. Kami melakukan riset rancang bangun alat pencacah nutrisi didesa Papungan, Blitar. Kelompok kami berjumlah 10 orang yaitu Fikrie Muzhaffar Fadhlurohman, Elvia Defitriana, Alifiah Wulan, Ali Imron, Ilham Dwi, Iqbal Nasrullah., Krisna Surya, Ahmad Syifaul, Wahyu Andhika, dan Maulana A. Kami melakukan sebuah riset di Balai Desa Papungan. Kunjungan untuk melakukan riset ini disambut baik oleh Kepala Desa Papungan Bapak Qudlori.

Awal kami merancang sebuah alat pencacah dan pemeras nutrisi yaitu karena pembagian pupuk kimia dari pemerintah yang tidak merata sehingga petani harus membeli pupuk kimia di warung terdekat dengan harga 2x lipatnya untuk tanaman dan ternaknya. Ada salah satu warga yang mencoba untuk membuat pupuk nutrisi dari bahan -- bahan yang ada disekitar kemudian diimplementasikan ke tanamannya, ternyata percobaan tersebut berhasil akhirnya masyarakat didesa Papungan ini memproduksi sebuah pupuk nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tanaman dan ternak. Alat yang digunakan yaitu blender yang dimana ketika digunakan terus menerus akan panas/terbakar dan akibatnya blender mudah rusak. Tidak hanya itu saja, waktu yang dibutuhkan juga cukup lama dan kapasitasnya sedikit.

Dari permasalahan tersebut kelompok kami merancang sebuah alat pencacah dan pemeras nutrisi agar dapat mempermudah dalam proses produksi pupuk nutrisi bagi petani dengan kapasitas jumlah banyak. Alat ini digerakkan oleh mesin diesel bahan bakar bensin. Kecepatan mesin ini juga bisa diatur sesuai dengan kebutuhan.

Kemudian, kami melakukan sosialisasi terhadap penggunaan mesin alat pencacah dan pemeras nutrisi kepada para petani di desa papungan. Kami menjelaskan fungsi dan kegunaan menggunakan alat. Serta kami memberitahu tentang perawatan mesin yang baik setelah digunakan dan kapasitas maksimum mesin. Di kegiatan sosialisasi banyak para petani merasa sangat senang dengan adanya mesin alat pencacah nutrisi, menurutnya ini sangat membantu petani.

Pihak kampus memberikan mesin alat pencacah dan pemeras nutrisi tersebut kepada masyarakat desa papungan untuk mempermudah proses produksi pupuk nutrisi. Bapak Qudlori mengatakan "saya sangat senang dengan kehadiran 10 mahasiswa Untag Surabaya untuk melakukan riset rancang bangun alat pencacah nutrisi untuk mensejahterakan masyarakatnya agar tidak tertinggal dengan desa lain".

Dengan begitu, pada mata kuliah Perancangan Produk II dengan dosen pengampu bapak Sasongko Aji Wibowo dan Kaprodi Bapak Hery Murnawan membantu kami dalam mengimplementasikan secara langsung kepada warga. Kami merasa senang tidak hanya ilmu yang kami dapatkan tetapi jiwa bersosialisasi terhadap warga setempat juga didapatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline