Lihat ke Halaman Asli

Fikri Dwi

Fakir Ilmu

Menjadi Peramal Masa Depan dengan Bantuan Ilmu Sejarah

Diperbarui: 12 Juni 2022   19:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ramalan digunakan untuk mengetahui hal-hal yang akan terjadi di masa depan, tetapi ramalan umumnya tidak rasional. pertanyaannya mengapa seseorang suka diramal? dan apa hubungannya dengan sejarah?

Selama beberapa dekade, para psikolog telah menyelidiki sebuah gejala psikis manusia yang disebut sebagai efek Barnum (atau kadang dikenal sebgai efek Forer).

Fenomena ini terjadi karena kadang seseorang itu merasa bahwa masa depan merupakan hal yang tidak pasti, sementara seseorang menuntut sebuah kepastian, ingin mengetahui kebenaran dibalik ketidak pastian itu. Karena masa depan merupakan hal abu-abu yang tidak pernah diketahui kebenarannya, dengan kata lain manusia menjadi 'korban' ilusi dari validasi pribadinya.

Efek Barnum ini merupakan teori yang berdasar pada observasi Phineas Taylor Barnum yang kemudian dibuktikan melalui demonstrasi psikolog Amerika, Bertram R. Forer.

Pengertian ramalan sejarah sendiri menurut Kuntowijoyo adalah ekstrapolasi, atau perkiraan. Orang mencoba menebak apa yang akan terjadi karena telah mengalami pola-pola kejadian yang hampir mirip di masa lampau, atau yang bisa disebut sebagai  historical trend.

Jadi intinya ramalan sejarah merupakan kejadian-kejadian yang akan datang yang dapat kita prediksi melalui kejadian serupa di masa lalu, sebagai dasar pengambilan kebijakan pada masa yang akan datang, baik dalam bisnis, politik, maupun ekonomi yang semuanya mengacu pada historical trend ini.

Jika kita bisa mengamati kejadian di masa lalu, mengapa dan bagaimana kejadian itu terjadi serta sebab akibatnya, maka kita akan dapat menjadi 'peramal' atau dalam artian kita dapat memprediksi kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.

Misalnya ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, Indonesia pernah mengalami dua kali krisis ekonomi yang sangat hebat, tahun 1930 dan tahun 1998, nah dari kedua kasus krisis ekonomi ini dapat dideteksi penyebabnya, jika kita dapat menganalisis penyebab krisis ekonomi pada tahun 1998 misalnya. 

Maka jika faktor-faktor penyebab krisis suatu saat muncul lagi, kita akan dapat memprediksi apa kejadian atau akibat yang akan terjadi di masa yang akan datang. Pola-pola masa lalu ini lah (dalam suatu kejadian yang mirip) yang kemudian dijadikan dasar orang akan 'meramal'.

Misalnya mengenai ramalan orang-orang Jawa pada zaman dahulu, bagaimana kemudian orang Jawa dapat membagi penanggalan atau kalender yang sering disebut sebagai 'pranata mangsa' yang kemudian dikaitkan dengan aktivitas pertanian, khususnya untuk aktivitas bercocok tanam atau menangkap ikan. 

Untuk dapat memberi patokan kapan waktu panen dan kapan waktu berlayar menangkap ikan, mereka mendapatkan petunjuk dari kicau burung, desir angin, maupun cahaya matahari, yang kemudian dijadikan patokan waktu/penanggalan untuk tahun-tahun berikutnya. Dimana ramalan yang seperti ini berarti mengacu pada historical trend tadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline