Lihat ke Halaman Asli

Fikri ahmad Faadhilah

Mahasiswa/Kampus menghijau

Sang Inovator Pembentuk Masa Depan Pendidikan dengan Kurikulum Merdeka Belajar

Diperbarui: 1 Mei 2024   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.pixabay.com

Setiap era memiliki pahlawan-pahlawan tak kenal lelah yang melangkah dengan gagah, membawa terang di tengah kegelapan, dan membimbing bangsanya menuju masa depan yang lebih gemilang. Di dalam arena pendidikan, di mana harapan dan mimpi anak bangsa ditekuni dan ditorehkan, hadirah sosok yang patut diacungi jempol, sang inovator yang menjelma menjadi arsitek perubahan, membentuk masa depan pendidikan dengan konsep yang membara: Kurikulum Merdeka Belajar.

Sosok ini bukanlah sekadar pemimpi, namun seorang praktisi yang penuh dedikasi, menciptakan terobosan-terobosan yang berani dalam dunia pendidikan. Di tengah hiruk-pikuk kebijakan dan perdebatan seputar sistem pendidikan yang konvensional, dia berdiri kokoh, membawa semangat kebebasan belajar, dan memperjuangkan hak-hak anak didik untuk belajar sesuai potensi dan minatnya.

Kurikulum Merdeka Belajar bukanlah semata wacana kosong yang hanya terdengar indah di telinga. Ia adalah manifestasi dari semangat kebebasan, kesetaraan, dan keberagaman dalam dunia pendidikan. Sang inovator tidak sekadar mengusung gagasan ini sebagai simbol pencitraan, melainkan sebagai fondasi kuat bagi pembentukan karakter dan kemampuan generasi penerus bangsa. Dengan mereka belajar, setiap anak didik diberi ruang untuk mengeksplorasi minatnya, mengejar impian, dan menjadi pribadi yang unggul sesuai dengan bakat yang dimiliki.

Tidaklah mudah menjadi pelopor perubahan dalam sebuah sistem yang telah terpatri begitu kuat dalam kesementaraan. Namun, sang inovator tidak gentar. Dengan tekad yang bulat dan keyakinan yang kokoh, dia menantang arus, membongkar paradigma lama, dan menciptakan wadah baru yang inklusif bagi setiap individu yang haus akan ilmu. Ia percaya bahwa pendidikan sejati tidak boleh membatasi, melainkan memberdayakan, tidak menindas, melainkan membebaskan.

Melalui Kurikulum Merdeka Belajar, sang inovator membawa revolusi dalam cara kita memandang dan mempraktikkan pendidikan. Ia membangun jembatan antara dunia akademis dan realitas kehidupan, memperkuat keterkaitan antara ilmu pengetahuan dan praktik, serta menjadikan proses belajar sebagai sebuah petualangan yang mengasyikkan dan bermakna. Dalam kurikulum ini, setiap mata pelajaran tidak sekadar menjadi beban yang harus ditanggung, melainkan menjadi pintu gerbang menuju pengetahuan yang luas dan penuh warna.

Meskipun di setiap perjalanan yg dilalui banyak rintangan. Berupa, tidak sesuaian dalam praktek dari kurikulum kepada guru dan murid. Hingga, guru mengejar assessment sedangkan murid hanya mengejar tugas supaya dapat pujian yang indah dari orang tuanya. Terlihat menyedihkan, tapi itu tantangan dari rintangan yang perlu dihadapi oleh pahlawan. Perubahan tidak selalu berjalan mulus, dan sang pahlawan sadar akan tantangan-tantangan yang menghadang. Namun, dengan kemandiriannya yang tinggi dan semangatnya yang membara, ia terus menggeluti perjuangannya. Dia melibatkan berbagai pihak, mengajak kolaborasi lintas sektoral, dan merangkul berbagai ide untuk mewujudkan visi besar pendidikan yang inklusif dan progresif.

Dalam karya ini, kita akan mengulas perjalanan sang inovator, tantangan-tantangan yang dihadapinya, dan dampak positif yang dihasilkan dari Kurikulum Merdeka Belajar. Kita akan menjelajahi secara mendalam bagaimana konsep ini mengubah paradigma pendidikan, membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah bagi bangsa dan negara. Bersama-sama, mari kita temukan inspirasi dan pembelajaran dari perjalanan sang inovator yang berani, yang telah membentuk masa depan pendidikan dengan Kurikulum Merdeka Belajar.

Jika kita merefleksikan sekilas kepada negara tercinta kita. Bahkan, dari sabang sampai merauke, bisa dilihat begitu banyak dinamika dalam penerapan "kurikulum merdeka belajar". Salah satunya sudah disebutkan pada paragraf diatas. Ada juga mengenai yang sedang hangat mengenai kebebasan pada siswa untuk memilih mata pelajaran yang diminati. Disini terlihat diksinya sangat bagus dan menarik. Andaikata, bisa diterapkan akan terlihat sebuah dunia mimpi yang berjalan dengan indah. Tetapi, sangat disayangkan karena penerapan dari diksi itu sangat tidak dibarengi dengan tujuannya.

Misalnya, Siswa A lebih memilih untuk fokus pada topik selain matematika. Dikatakan bahwa Siswa A memiliki kemampuan memilih mata pelajaran. Namun, hal ini dapat berdampak pada seberapa baik informasi tersebut dipahami. karena seseorang telah membatasi pilihan mata pelajarannya hanya pada matematika. tanpa pembenaran yang menyeluruh tentang materi pelajaran yang lain diajarkan. Mengandalkan hanya pada materi yang menarik minat si siswa itu akan membuat kesulitan untuk menjalankan semua aspek kehidupan.

Terlepas permasalahan diatas, perlu adanya sebuah strategi yang tepat dan efektif guna sang pahlawan yang sedang dibentuk bisa berjuang dimasa yang akan datang. Terlebih, dengan adanya sebuah narasi mengenai "generasi emas 2045". Mau tidak mau, sang pahlawan/ inovator yang sedang dibentuk itu harus dibentuk dari sekarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline