Lihat ke Halaman Asli

Pendekatan Fenomenologi

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada dua pendekatan dalam fenomenologi yang disorot, yaitu fenomenologi hermeneutic dan fenomenologi empiris, transcendental, atau psikologis. Van Manen telah menulis dalam buku pelajaran tentang fenomenologi hermeneutic dimana dia menjelaskan bahwa riset diarahkan pengalaman hidup, yaitu fenomenologi ditujukan untuk mensiarkan teks kehidupan. Meski Van Manen tidak mendekati fenomenologis dalam serangkaian aturan atau metode, dia membahasnya sebagai jalinan dinamis antara enam pembahasan riset. Para peneliti pertama-tama menuju fenomena yang sungguh menarik bagi mereka. Dalam proses tersebut, para peneliti berfokus pada tema inti, yang menyusun watak pengalaman hidup, mereka menulis deskripsi tentang fenomena tersebut, memelihara hubungan yang kuat dengan topik penelitian dan menyeimbangkan bagian dari tulisan-tulisan tersebut terhadap keseluruhannya. Fenomenologi bukan hanya deskripsi, tetapi juga merupakan proses penafsiran yang penelitinya membuat penafsiran antara makna yang berbeda-beda tentang makna dan juga pengalaman hidup tersebut.

Fenomenolog transcendental atau psikologis kurang berfokus pada penafsiran dari peneliti, namun lebih berfokus pada pengalaman hidup dari partisipan. Disamping itu, juga berfokus pada salah satu konsep epoche (pengurungan) yang para penelitinya menyingkirkan pengalaman mereka sejauh mungkin untuk memperoleh presfektif yang segar dan juga baru terhadap fenomena yang sedang mereka pelajari.

Maka dari itu, transcendental berarti segala sesuatu yang dipahami secara baru, seolah-olah untuk pertama kalinya, namun keadaan yang seperti ini jarang tercapai secara sempurna, akan tetapi, kebanyakan para peneliti yang menganut ide ini, ketika mereka memulai proyek penelitian dengan mendiskripsikan pengalaman mereka dengan fenomena tersebut, mereka mengurung pandangan mereka sebelum berproses dengan pengalaman yang lainnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline