Lihat ke Halaman Asli

Fikri Aqil bachtiar

Mahasiswa KKN TIM I UNDIP 2023/2024

Mengikuti tradisi masyarakat, KKN UNDIP membahas mengenai Tradisi Tedhak Sithen di Desa Kutosari, Pekalongan

Diperbarui: 21 Februari 2024   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pelemparan uang koin setelah Tradisi Tedhok Desa (19/01) dokprib

Kutosari, Pekalongan (28/01/2024)- Kebudayaan merupakan salah satu identitas yang dipegang oleh Masyarakat yang terus dipertahakan dari generasi ke generasi agar  generasi selanjutnya tetap melestarikan kebudayaan tersebut, setiap daerah akan memiliki tradisi yang berbeda beda dan peran Masyarakat dalam melestarikan tradisi Masyarakat.

Tradisi Tedhok Sithen merupakan tradisi yang tetap dilakukan oleh Masyarakat Desa Kutosari, oleh karena itu penulis akan menggali mengenai Sejarah Tradisi Tedhok Sithen di Desa Kutosari dan perubahan tradisi yang terjadi di Desa Kutosari

Fikri Aqil Bachtiar, mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro melakukan program kerja KKN di Desa Kutosari, kecamatan Doro, kabupaten Pekalongan. 

Program kerja dengan bidang keilmuan Sejarah bertujuan untuk mengenal Tradisi Tedhok Sithen kepada masyarakat dan dampak yang terjadi di dalam Masyarakat Kutosari. 

Pelaksanaan Program Kerja dimulai pada Januari 2024 dengan mengikuti  kegiatan Tradisi Tedhok Sithen di Desa Kutosari, kemudian melakukan metode wawancara kepada Masyarakat di Desa Kutosari mengenai Tradisi Tedhok Sithen, proses kegiatan acara, hingga dampak yang terjadi di Desa Kutosari, setelah proses wawancara dilakukan, Fikri Aqil Bachtiar akan membentuk hasil laporan berbentuk media cetak agar Masyarakat dapat memahami Tradisi Tedhok Sithen di Desa Kutosari melalui literasi berupa media pamphlet 

Program ini akan menghasilkan beberapa poin, yaitu mengenai Sejarah Tradisi Tedhok Sithen, Tedhak siten merupakan upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat jawa , "tedhak" yang berarti menampakan kaki dan "siten" yang berarti tanah dilakukan oleh bayi yang berusia 7 bulan dengan menginjakan kaki di tanah. 

Tradisi Tedhak siten merupakan bentuk akulturasi dengan agama islam, walaupun setiap daerah memiliki perbedaan dalam agenda kegiatan, namun proses dan tujuannya memiliki kesamaan yaitu, mendapatkan perlindungan dan keselamatan dari Tuhan Yang Maha Esa untuk kehidupan di masa depan.

foto-tradisi-tedhak-sithen-65d457efc57afb6484025287.jpg

Tradisi Tedhak Sithen di Desa Kutosari memiliki perbedaan dimana untuk menggantikan jadah untuk ditapaki, makanan yang disajikan berupa Bubur Candil yang ditepati oleh si bayi dan diberikan masyarakat Dukuh, terkadang ada makanan subtitusi selain Bubur Candil seperti Ketan Serundeng. 

Tradisi Tedhak Sithen bagi masyarakat Kutosari dianggap sangat penting bagi yang mempercayainya, dimana semua golongan yang mempercayai tradisi leluhur mereka akan tetap mengikuti Tradisi Tedhak Sithen walaupun memiliki perubahan proses, seperti tidak menaiki tangga dan berfokus kepada pembagian makanan kepada Masyarakat.Perubahan yang terjadi pada Tradisi Tedhak Sithen di Desa Kutosari terletak kepada tujuan penyelenggara kegiatan, seperti faktor ekonomi, lebih praktis, hingga memeriahkan tradisi seperti melempar koin setelah Tradisi Tedhak Sithen selesai  

Dalam kesimpulan ini, disebutkan bahwa artikel ini akan membantu kepada masyarakat umum untuk melihat dalam menjaga kebudayaan yang ada di Desa Kutosari melalui Tradisi Tedhok Sithen. Penulis berharap agar Masyarakat dapat menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline