Lihat ke Halaman Asli

Darurat Asap, Netizen Serukan Solidaritas #MelawanAsap di Medsos

Diperbarui: 7 Oktober 2015   18:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ajakan solidaritas untuk para korban kabut asap di sejumlah wilayah di Indonesia dengan mengenakan masker didengungkan di sejumlah media sosial. Tagar #MelawanAsap diusung sebagai wujud solidaritas bersama, demikian pantauan penulis pada Rabu (7/10).

Saya tertarik untuk ikut melakukan selfie dengan masker sebagai bentuk ungkapan empati dan solidaritas setelah terinspirasi membaca headline Republika pada Rabu (7/10) pagi yang memasang sembilan foto anak-anak korban asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah tengah tengah mengenakan masker. “Korban Tewas Berjatuhan,” tulis judul headline-nya. (lihat di sini)

Langsung saja saya berjalan cepat sedikit berlari ke ruang klinik kantor minta satu buah masker. Di depan kantor, saya langsung berfoto selfie. 

Hasil foto lalu saya unggah di Twitter dan Facebook. Di Facebook, saya menuliskan status, “berusaha mewujudkan rasa solidaritas dengan hal yang sederhana untuk saudara korban tragedi asap dengan masker dan tagar ‪#‎MelawanAsap‬ ‪#‎RevolusiLangitBiru‬ (disamping jg dg donasi2, doa, dan yg lainnya) Bismillah, ayo bersama!”

Selain di Twitter dan Facebook, saya juga share hasil foto selfie dengan tagar #MelawanAsap di beberapa group whatsapp. Reaksinya beragam. Banyak yang merespon dengan membuat foto selfie serupa bahkan lebih kreatif, namun ada juga yang mencibir.

Beberapa menit berlalu, salah seorang kawan saya yang bekerja sebagai redaktur Radio Dakta Azeza Ibrahim memposting fotonya dengan poster bertuliskan #MelawanAsap lengkap dengan masker menutupi wajah dan menyebarluaskannya di sejumlah group whatsapp. Ia juga memasangnya di Twitter dan Facebook. Waktu berjalan, saya lihat banyak juga yang melakukan langkah serupa dengan ekspresi masing-masing sesuai kreasi. Sebagian memposting kondisi terkini tentang kabut asap.

Beberapa karyawan di sebuah bank swasta di Jakarta menyampaikan pesan,”jangan kirimkan kami ASAP!! Tapi kirimkan kami bantuan ASAP (As Soon As Possible),” tulis Hesty dan Nita dalam poster yang diunggahnya di sebuah group whatsapp.

Saya bersyukur reaksi beberapa kawan saya yang ikut menjadi korban kabut asap di beberapa daerah sejauh ini positif. Lia, seorang Manajer di PT. Telkom yang berdinas di Palembang mendukung upaya-upaya seperti ini. Begitu juga dengan respon Bayu, kawan saya yang bekerja di PT. PLN (Persero) di Kalimantan.

"Lanjutkan bro...!" katanya melalui whatsapp.

Kabut Asap Memakan Korban

Dilaporkan Republika, seorang pria bernama Muhammad Iqbal Hali meninggal dunia di Pekanbaru, Riau, akibat penyakit asma karena dipicu kabut asap. Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru Helda S Munir mengiyakan kematian korban karena kabut asap. Sedangkan peningkatan penyakit akibat asap mencapai 20% pada Oktober ini.

Kematian ini menambah daftar korban tewas akibat kabut asap setelah sebelumnya, seorang bayi tewas di Palangkaraya dan di Jambi tewas akibat kabut asap yang menguar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline