Program Peduli Anak Bangsa Pada Kegiatan JAIM ZORA-4 CLC Saremas, Sarawak
Jambore Anak Indonesia Sarawak (JAIM ZORA) ke-4 yang dilaksanakan mulai tanggal 13-16 Agustus 2024, tidak hanya menjadi ajang kebersamaan dan pengembangan keterampilan, tetapi juga momen refleksi mendalam bagi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tinggal di Sarawak, Malaysia. Salah satu sesi paling berkesan pada kegiatan Jambore Anak Indonesia di Malaysia (JAIM ZORA-4) 2024 adalah "Motivation With Matahati Care Centre", yang dilaksanakan pada malam 17 Agustus 2024, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-79. Sesi ini dipimpin oleh Kak Acun (Mohammad Syamsun), selaku Direktur Yayasan Matahati Care Center, dan menjadi momen penuh makna bagi para anak-anak dan guru Sarawak.
Menanamkan Nilai-Nilai Kehidupan melalui Refleksi
Dilaksanakan pada malam ketiga, sesi ini mengajak anak-anak untuk merenungkan pentingnya menghormati orang tua, guru, dan teman sebagai bagian dari akhlak mulia. Pesan yang disampaikan Kak Acun begitu menyentuh, hingga banyak anak yang menitikkan air mata ketika menyadari betapa besar perjuangan orang tua mereka sebagai buruh migran demi masa depan keluarga.
Tak hanya bagi anak-anak, para guru juga merasakan dampak emosional yang mendalam. Pak Rizal, koordinator CLC (Community Learning Centre) al-Hijrah Mutiara, menegaskan bahwa JAIM ZORA bukan hanya tentang kegiatan seru-seruan sahaja, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan nasionalisme anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Sarawak, Malaysia.
"Materi yang disampaikan oleh kak Acun dan Tim Matahati menuai banyak manfaat, karena kehadiran kak Acun dan Tim Matahati memang diperlukan untuk anak-anak yang perlu disentuh sisi emosionalnya, sehingga itu akan memperkuat motivasi dan kerja kerasnya anak-anak."
Dampak Positif dan Tantangan Pendidikan Anak PMI
Keberhasilan JAIM ZORA-4 ini menunjukkan bagaimana pendidikan karakter dapat memberikan dampak nyata. Anak-anak tidak hanya mengalami peningkatan keterampilan literasi dan numerasi, tetapi juga nilai-nilai moral seperti disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama. Guru-guru bina juga mendapatkan dorongan semangat untuk terus mengabdi, meskipun menghadapi tantangan seperti minimnya fasilitas pendidikan dan akses yang terbatas.
Namun, permasalahan seperti jarak yang jauh antar-CLC, keterbatasan transportasi, serta ancaman trafficking liar masih menjadi tantangan yang perlu perhatian serius. Untuk itu, keberlanjutan program ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk KJRI Kuching, perusahaan seperti PT Wilmar, serta organisasi internasional guna menyediakan fasilitas pendidikan yang lebih memadai.
Pendidikan Holistik sebagai Solusi Masa Depan