Jawa Timur, salah satu provinsi di Indonesia, terkenal dengan kekayaan budaya dan sejarahnya yang kaya. Salah satu bukti indah dari warisan sejarah ini adalah Candi Badut, sebuah situs candi kuno yang terletak di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Lokasi tepatnya di Jalan Candi 5D, Karangwidoro, Dau, Doro. Akses menuju lokasi tersebut jalan yang sedikit sempit, namun untuk menemukan lokasinya sangat mudah karena lokasinya sudah tercantum di Google Maps. Candi ini ditemukan oleh seorang kontrolir Kantor Pamong Praja yang ada dimalang yang bernama Maureen Brecher pada tahun 1921. Kondisi candi saat ditemukan sudah rusak, tertutup oleh tanah tanah, dan sudah ditumbuhi pepohonan. Setelah itu tahun 1923-1926 dilakukan kegiatan pemugaran oleh Dinas Purbakala.
Candi Badut adalah salah satu candi Hindu tertua yang ada di Indonesia khususnya di Jawa Timur, dibangun sekitar abad ke-8 hingga ke-9 Masehi, dan sudah tercantum dalam prasasti Dinoyo baris kedua bahwa Raja Gajayana membangun candi badut bertahun 760 Masehi. Sedikit ringkasan, sejarah candi badut merupakan peninggalan dari kerajaan kanjuruan, kerajaan tersebut di pimpin oleh Raja Dewasimha, kemudian digantikan oleh putranya Raja Gajayana, saat kerajaan kanjuruhan dikusi oleh Raja Gajayana, saat itu Raja Gajayana membuat candi dengan bertujuan memperingati didirikannya sebuah kuil indah untuk sang resi agastya. Pada kesempatan ini Raja Gajayana menghibahkan tanah, lembu, budak, dan perlengkapan saji, mengadakan kegiatan upacara untuk menghormati resi agastya. Raja Gajayana membuat candi badut bermaksud untuk memberantas penyakit yang menghilangkan semangat (kekuatan).
Arsitktur yang ada di candi badut terdapat beberapa arca, namun pada saat ditemukannya candi badut ini hanya menyisakan arca Durga Mahesasuramardini, dan didalam candi terdapat artefak Lingga Yoni yang merupakan simbol dari Dewa Siwa, hal ini sudah jelas dari gambaran arsitektur, ukiran, dan seni bahwa candi badut merupakan peninggalan hindu. Selain menjadi destinasi wisata edukasi, Candi Badut juga digunakan untuk kegiatan upacara hindu seperti galungan, kuningan, waktu bulan purnama, dan untuk ibadah individu masih di pergunakan untuk warga setempat, maka tidak perlu diragukan perihal keamanan bagi pengunjung, kebersihan, dan pelestarian disana, karena di Candi Badut terdapat juru pemelihara dan petugas kebersihan.
Candi Badut kini sudah dikelola dengan baik dari pemerintah Pemprov Jatim, upayanya dalam bentuk dukungan berupa melakukan kegiatan pemugaran, pencatatan melalui kegiatan inventarisasi, melakukan konservasi secara berkala dan menempatkan juru pelihara candi dan petugas kebersihan, selain itu situs yang bersejarah ini sudah lebih modern perihal edukasi yang ada disana, mulai dari pemasangan benner berisi nama nama prasastinya, dan ada sejarah lengkapnya yang dapat di akses melalui scan barcode yang sudah disediakan untuk pengunjung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H