Lihat ke Halaman Asli

FIKIR ZAI

Mahasiswa

Masa Depan Pendidikan Indonesia

Diperbarui: 9 Oktober 2024   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ppkn 2024_Rombel 1

Menata Ulang Pendidikan Indonesia demi Masa Depan yang Lebih Cerah

penulis : Fikir Marderita Zai

dosen pembimbing : Natal Kristiono,S.Pd.,M.H.

Pendidikan di Indonesia sedang menghadapi transformasi besar menuju masa depan yang lebih cerah dan penuh tantangan. Sebagai seorang yang peduli dengan masa depan bangsa, saya meyakini bahwa pendidikan di Indonesia saat ini berada di persimpangan kritis. Kita memiliki potensi besar untuk menciptakan sistem pendidikan yang inovatif dan inklusif, namun juga menghadapi tantangan yang tidak kecil. Sebagai Mahasiswa, saya melihat bahwa Indonesia sedang berada di titik kritis dalam perjalanan menuju sistem pendidikan yang lebih maju.

Fenomena viral di media sosial belakangan ini telah membuka mata kita tentang sebuah ironi yang memprihatinkan dalam dunia pendidikan Indonesia. Siswa SMP dan SMA yang tidak mampu menjawab pertanyaan sederhana seperti kepanjangan MPR atau nama ibu kota provinsi menunjukkan adanya masalah mendasar dalam sistem pendidikan kita.

Ketidakmampuan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar ini bukan sekadar masalah sepele. Ini adalah gejala dari krisis yang lebih besar - krisis literasi dan pemahaman dasar tentang negara dan dunia di sekitar mereka. Bagaimana mungkin kita berharap generasi muda ini akan menjadi pemimpin masa depan jika pengetahuan dasar mereka tentang negara sendiri begitu minim?

Salah satu faktor yang mungkin berkontribusi pada masalah ini adalah perubahan kurikulum yang terlalu sering. Dalam dua dekade terakhir, Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum, mulai dari Kurikulum 2004, Kurikulum 2013, hingga Kurikulum Merdeka yang baru diperkenalkan. Setiap pergantian datang dengan pendekatan dan metode baru yang sering kali membuat guru dan siswa kebingungan. Akibatnya, fokus pada materi-materi dasar seperti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mungkin terabaikan.

Meski demikian, ada beberapa langkah positif yang diambil pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Anggaran pendidikan yang terus meningkat, mencapai Rp660,8 triliun atau 20% dari APBN pada tahun 2024, memberikan harapan untuk perbaikan kualitas pendidikan. Penerapan Kurikulum Merdeka yang memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan pembelajaran sesuai kebutuhan dan karakteristik masing-masing juga merupakan langkah yang potensial untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Peningkatan akses pendidikan juga patut diapresiasi. Dengan angka partisipasi sekolah yang mencapai 99,9% untuk SD, 99,6% untuk SMP, dan 96,1% untuk SMA pada tahun 2024, Indonesia telah membuat kemajuan signifikan dalam memastikan pendidikan untuk semua. Namun, akses saja tidak cukup jika tidak diimbangi dengan kualitas.

Untuk mengatasi krisis literasi ini, diperlukan pendekatan yang holistik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline