Lihat ke Halaman Asli

Hakikat Monoteisme Islam (Kajian atas Konsep Tauhid Laa Ilaaha Illalah)

Diperbarui: 21 Desember 2022   12:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A.HAKIKAT TAUHID

Perlu diketahui bahwa kandungan kalimat "laa ilaaha illallah" tersebut adalah hakikat dari tauhid yang sebenarnya. Makna itulah yang merupakan tujuan utama penciptaan manusia, inti dakwah seluruh rasul, dan mengapa kitab-kitab diturunkan. Karena makna kalimat tauhid itu pula, terjadi perselisihan dan permusuhan yang sengit antara para Rasul dengan para penentangnya dari orang-orang kafir. Ulama .yang menunjukkan bahwa hakikat tauhid adalah mengikhlaskan atau memurnikan seluruh ibadah hanya kepada Allah Ta'ala semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Hal ini tidak lain adalah kandungan makna dari kalimat "laa ilaaha illallah".

Hakikat tauhid terbagi menjadi tiga bagian yaitu:

1.Tauhid Rububiyah

Rububiyah adalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu nama Allah, yaitu Rabb'. Namun ini mempunyai beberapa arti, antara lain Al Murabbi (pemeliharaan), Al-Nashir (penolong), al-Malik (pemilik), al- Mushlih (yang memperbaiki), al-Sayyid (tuan). Dalam terminologi syari'at Islam, istilah tauhid Rububiyah berarti percaya bahwa hanya Allah satu-satunya pencipta, pemilik, pengendali alam raya yang dengan takdir-Nya Ia menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam dengan Sunnah-sunnahnya". Dalam istilah tauhid Rububiyah belum terlepas dari akar makna bahasanya. Sebab Allah adalah pemelihara makhluk, para rasul dan wali-walinya dengan segala spesifikasi yang telah diberikannya kepada mereka.

2.Tauhid Uluhiyah

Adalah percaya sepenuhnya bahwa Allahlah yang berhak menerima semua peribadatan makhluk, dan hanya Allahlah yang harus di sembah. Manusia bersujud kepada Allah, Allah tempat meminta, Allah tempat mengadu nasibnya dan manusia wajib menaati perintahnya dan menjauhi larangan-Nya.

3.Tauhid Ubudiyah

Kata Ubud berasal dari kata kerja, abad yang berarti mengabdikan diri (ibadah). Beribadah kepada Allah dengan menyembah kepada-Nya. Penyembahan disini bukan bermaksud Allah berhajat disembah hambanya karena Allah tidak ingin disembahkan tetapi penyembahan disini merupakan ketaatan, dan kepatuhannya.

Yunahar Ilyas dalam bukunya Kuliah Aqidah Islam, ia mengemukakan penjelasan tentang pengertian-pengertian sebagai berikut:

1.Laa khaliqa illallah, tidak ada yang maha menciptakan kecuali Allah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline