Posyandu Lansia merupakan pos pelayanan terpadu yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai wadah pelayanan untuk warga lanjut usia agar kesehatan lansia lebih terpantau. Sejalan dengan meningkatnya populasi lanjut usia berdasarkan data dari Susenas pada Maret 2020, jumlah warga lanjut usia di Indonesia mencapai 9,92% (26,82 juta jiwa). Sementara, berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) tahun 2019, diketahui ada sebanyak 12.990.568 jiwa lansia tidak mampu. Kemudian juga didapat sebanyak 6.703.616 lansia dalam kondisi bedridden. Lansia di dalam keluarga (10,7 juta), di luar keluarga (1,9 juta), dan penerima Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 1,1 juta. Maka dari itu, pemerintah membuat program ini secara gratis guna meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kesehatan para lansia. Program ini tentu bisa berjalan dengan baik jika terdapat proses pengorganisasian, adanya anggota kelompok dan kader serta ketersediaan dana. Di setiap daerahnya, program ini pasti memiliki beberapa kekurangan yang menghambat jalannya program. Oleh karena itu, penulis dan kelompok penelitian melakukan wawancara kepada salah satu kader Program Posyandu Lansia di RW 03 Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta timur.
Program Posyandu lansia itu bertujuan untuk meningkatkan sosial melalui pemberdayaan masyarakat lansia, memberikan akses kesehatan kepada lansia, wadah berinteraksi, meningkatkan daya tahan fisik dan psikis, serta mempertahankan peran dan status fungsional lansia agar tetap aktif dan sehat di lingkungan masyarakat dengan melakukan pemeriksaan. Program Posyandu Lansia ini memiliki manfaat untuk membantu lansia agar tetap sehat secara fisik maupun psikis dimana program ini membantu deteksi dini terhadap gangguan kesehatan para lansia. Secara psikis lansia juga dapat terjaga karena program ini dapat menjadi sarana para lansia berinteraksi dengan teman sebayanya yang diharapkan dapat meningkatkan kondisi psikologisnya. Program Posyandu Lansia ini dilakukan secara gratis hanya sekali dalam sebulan. Terdapat 4 layanan yang diberikan Posyandu Lansia. Pertama, pemberian pelayanan kesehatan, seperti kondisi mental, pemeriksaan gizi, mengukur tekanan dara, asam urat, dan gula darah. Tidak hanya pemeriksaan kesehatan, tetapi pemeriksaan aktivitas sehari-hari juga dilakukan, seperti pola makan, cara mandi, kemampuan dalam berpakaian, berjalan, naik turun tangga, dan kemandirian lansia. Apabila terjadi kondisi yang memerlukan pemeriksaan serius, Posyandu Lansia akan memberi rujukan ke puskesmas.
Dari hasil wawancara kelompok penelitian kami, Program Posyandu Lansia di RW 03 Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur pada awalnya berjalan dengan baik dan hampir semua lansia di RW 03 mengikuti program tersebut. Tapi pada bulan-bulan selanjutnya pemanfaatan posyandu lansia ini mengalami penurunan dikarenakan pandemi Covid-19. Adapun beberapa kekurangan yang menjadi faktor menurunnya pemanfaatan dari posyandu lansia ini antara lain
Tidak adanya inovasi, kegiatan ini hanya meneruskan program dari kelurahan hingga pada lansia akan bosan dengan acara yang seperti itu saja.
Sedikitnya jumlah lansia yang datang karena adanya Covid-19 dan faktor usia.
Informasi yang kurang tersampaikan
Jarak dari rumah ke lokasi posyandu yang lumayan jauh membuat para lansia malas untuk datang.
Adanya pungutan biaya untuk cek kesehatan seperti penyakit gula, kolesterol, dll. Meskipun biaya yang dipungut sangatlah kecil namun tetap saja banyak lansia yang tidak mau dan lebih memilih menunggu program cek kesehatan gratis yang sesekali diadakan oleh pemerintah.
Dari kekurangan di atas, kelompok penelitian kami melakukan evaluasi dan menawarkan solusi yang dapat dilakukan agar program ini berjalan lebih baik lagi.
Menambah kegiatan games atau kegiatan yang mengajak lansia untuk menggerakkan tubuhnya, kami menyebut kegiatan tambahan ini workshop. Dengan adanya kegiatan tambahan ini membuat para lansia tidak bosan dengan kegiatan yang hanya itu-itu saja. Selain itu kegiatan workshop ini bertujuan agar para lansia lebih semangat dan produktif lagi. Karena kebanyakan lansia tidak punya pekerjaan dan hanya diam saja dirumah, hal ini sangat berpengaruh pada kesehatan fisik maupun mental pada lansia. Kegiatan ini dilakukan bersama secara berkelompok agar mereka dapat berinteraksi satu sama lain.
Mengecilkan lingkup program menjadi per RT agar lebih terjangkau dan teratur. Solusi ini menjawab dua permasalahan sekaligus yaitu lokasi dan jumlah lansia yang datang. Selain itu jika program ini lingkupnya dikecilkan menjadi per RT semua lansia akan mendapat kuota dan para petugas yang mengurus program ini tidak kewalahan, sehingga program ini dapat berjalan lebih lancar.