Bukan Masyarakat Tertinggal
Masyarakat desa bukanlah orang yang tertinggal zaman, hanya karena mereka tidak berdampingan dengan kecanggihan teknologi, bukan menjadi alasan mereka tidak memiliki insting sebagaimana manusia modern. Kemajuan teknologi dipercaya dan diyakini untuk mempermudah kehidupan manusia, namun masyarakat desa sudah mudah dalam menjalani kehidupan setiap harinya, jadi bagaimana posisi teknologi akan mempermudah masyarakat desa? tentu akan mempersulit kehidupan masyarakat desa, itu pun terlihat bagaimana mereka tertatih-tatih dalam menjalankan kemajuan teknologi.
Keniscayaan kehidupan manusia yang berbeda sudah ada sejak dulu, tetapi berjalannya kehidupan manusia memberikan sebuah tangapan bahwa kehidupan sebagian manusia di bumi adalah paling ideal dan menjadi ukuran bagi kehidupan manusia di sebagian muka bumi lainya. Kebersamaan dan kekeluargaan serta hidup dengan gotong royong merupakan kemajuan dari mekanisme kehidupan individu dan sekitarnya pada masyarakat desa.
Dalam pandangan saya, mereka yang menguasai teknologi akan kosong dalam hal kepeduliaan dan kebersamaan karena nilai individu terbentuk pada masing-masing orang, sedangkan masyarakat desa yang tidak menguasai teknologi akan mempunyai sense kepedulian dan gotong royong yang tinggi serta nilai kehidupan kolektif terbentuk di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan kolektif inilah yang memudahkan kehidupan masyarakat secara bersama tanpa menggunakan teknologi. Sehingga bisa dikatakan bahwa tanpa teknologi masyarakat desa sudah menjalani hidup dengan mudah bersama nilai-nilai kebersamaan di dalamnya. Masyarakat desa dipaksa dan terpaksa bergesekan dengan corak kehidupan modern yang ketika dilihat secara seksama kehidupan modern dapat merusak nilai-nilai kehidupan kolektif masyaraka desa.
Komersialisasi, keuntungan individu, individualis adalah sebagian nilai kehidupan modern yang masuk dan merusak nilai kehidupan kolektif pada masyarakat desa. Sangat kurang tepat ketika menyisihkan nilai kehidupan masyarakat desa dan menempatkan nilai kehidupan modern diatasnya dan memaksa nilai ini diterapkan pada masyarakat desa secara umumnya. Maka dari itu belum berhasilnya pembangunan masyarakat di desa adalah implikasi dari pertentangan kedua nilai ini, sehingga yang terlihat masyarakat desa dianggap masyarakat tradisional dan ketinggalan zaman. Padahal penerapan nilai kehidupan modern yang kurang cocok dan tepat diterapkan karena masyarakat desa memiliki pola kehidupan sendiri yang sudah sejak lama ada di desa.
Pembangunan yang ada tidak diikuti dengan keberlangsungan dan kebiasaan masyarakat desa menjalankan hidup dengan nilai-nilai kolektif. Sekarang, kita semua diperlihatkan oleh perbandingan dua nilai kehidupan yaitu kehidupan modern dan kehidupan tradisional. Jadi, dapat disimpulkan secara egois bahwa kehidupan modern adalah suatu kehidupan ideal dimana masyarakat secara luas harus melakukannya dan kehidupan tradisional merupakan kehidupan yang tertinggal.
Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dikapitalisasi seseorang atau sekelompok yang kemudian menciptakan teknologi kurang ramah pada nilai lokal serta menganggap bahwa itu kebutuhan masyarakat di era sekarang. Hal yang seharusnya diterapkan pada masyarakat desa tentang kemajuan teknologi adalah kemajuan teknologi ramah akan nilai lokal serta menguatkan nilai-nilai kehidupan kolektif, bukan malah menghadirkan dan menguatkan nilai individual pada masyarakat desa.