Lihat ke Halaman Asli

Ketergantungan Pelajar di Indonesia Terhadap Artificial Intelligence (AI)

Diperbarui: 17 Desember 2024   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era yang serba digital ini teknologi menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek, termasuk Pendidikan. Perkembangan kecerdasan buatan atau yang lebih familiar disebut artificial intelligence (AI) kini sangat terasa dampaknya pada dunia pendidikan di Indonesia. Teknologi ini menjadi sangat popular di kalangan pelajar di Indonesia, kemudahan yang diberikan oleh AI ini menjadi daya tarik bagi pelajar untuk terus menggunakannya. Tak hanya siswa saja yang menggunakan teknologi ini, mahasiswa pun juga menggunakan dengan tujuan mempermudah tugas mereka.

Namun, di balik banyaknya manfaat yang ditawarkan, hal ini juga menyebabkan ketergantungan terhadap teknologi ini. Ketergantungan ini menimbulkan pertanyaan besar bagi masa depan pendidikan di Indonesia, apakah generasii muda Indonesia masih memiliki kemampuan berpikir kritis jika terus menggunakan teknologi ini?. Artikel ini akan membahas fenomena ketergantungan pelajar terhadap AI, termasuk manfaat, risiko, dan langkah yang perlu diambil untuk memanfaatkan teknologi ini secara bijak.

Perkembangan AI di dunia pendidikan memiliki manfaat yang signifikan bagi pelajar di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya platform belajar online yang menggunakan AI untuk menganalisis data siswanya sehingga pelajar dapat belajar sesuai kemampuan mereka masing-masing. Hal ini memudahkan pelajar dalam mencari kurikulum yang cocok dengan mereka, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih efisien. Selain itu, pelajar juga bisa menggunakan AI untuk memahami materi atau membantu mengerjakan tugas yang telah diberikan.

Tak hanya manfaat, teknologi ini juga dapat menjadi efek buruk yang disebabkan oleh ketergantungan penggunaannya. Ketergantungan pada AI dalam pendidikan dapat memberikan dampak signifikan terhadap generasi muda di Indonesia. Salah satu dampaknya adalah menurunnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif pada pelajar. Ketika pelajar terlalu sering mengandalkan AI untuk mencari jawaban atau menyelesaikan tugas, proses pembelajaran yang melibatkan analisis mendalam dan eksplorasi ide menjadi terabaikan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghambat perkembangan keterampilan problem-solving yang sangat dibutuhkan di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Selain itu, ketergantungan pada AI juga dapat membuat pelajar kehilangan motivasi untuk mencari pengetahuan secara mandiri, karena mereka merasa bahwa semua solusi sudah tersedia di teknologi AI ini.

Ketergantungan pada AI juga meningkatkan risiko plagiarisme dan penyalahgunaan teknologi dalam pendidikan. Pelajar dapat dengan mudah menyalin jawaban atau karya yang dihasilkan oleh AI tanpa memahami materi yang sebenarnya. Hal ini tidak hanya merusak integritas akademik, tetapi juga menghambat pembentukan nilai-nilai kejujuran dalam proses belajar. Selain itu, penyalahgunaan AI seperti memanfaatkan teknologi untuk menyontek saat ujian atau menghasilkan esai tanpa usaha mandiri menjadi tantangan baru yang harus diatasi. Untuk mengurangi risiko ini, perlu ada pengawasan dan regulasi yang ketat dalam penggunaan AI di dunia pendidikan serta penanaman nilai-nilai etika yang kuat kepada siswa.

Ketergantungan pelajar di Indonesia terhadap AI menghadirkan tantangan yang signifikan. Mendidik pelajar untuk menggunakan AI sebagai alat bantu dan bukan sebagai alat pencari jawaban tentu tidak mudah. Kurangnya motivasi para pelajar untuk belajar secara mandiri dikarenakan mereka cenderung menggunakan AI yang dianggap instan dan praktis merupakan salah satu tantangan yang perlu diatasi. Selain itu, rendahnya minat literasi yang dimiliki oleh para pelajar yang ada di Indonesia juga menjadi sebab mereka ketergantungan dengan teknologi AI.

Solusi untuk mengatasi masalah pelajar yang ketergantungan dengan teknologi AI dapat dilakukan dengan meningkatkan literasi sejak dini dan kesadaran etis mengenai penggunaan teknologi ini. Edukasi perlu difokuskan pada pengenalan peran AI sebagai alat bantu untuk memahami konsep, bukan sekadar alat untuk mencari jawaban instan. Hal ini dapat dilakukan melalui kurikulum yang mengintegrasikan pembelajaran berbasis teknologi dengan pendekatan yang menekankan pentingnya proses berpikir kritis dan analisis. Selain itu, mendorong budaya belajar mandiri juga penting, dengan memberikan tantangan berupa proyek atau tugas yang membutuhkan pemahaman mendalam dan eksplorasi manual serta pendampingan dari pendidik untuk membimbing pelajar dalam menggunakan AI secara bijak. Dengan demikian, pelajar tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga mampu memanfaatkan AI untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan kreativitas mereka.

Berkembangnya teknologi AI ini dapat menjadi peluang atau malah menjadi ancaman terhadap pendidikan di Indonesia tergantung bagaimana individu memanfaatkan AI. Di satu sisi, AI memiliki potensi besar untuk menciptakan generasii yang lebih produktif dengan menyediakan akses cepat ke informasi, membantu pemahaman materi secara lebih mendalam, dan meningkatkan efisiensi dalam pembelajaran. Pelajar yang memanfaatkannya secara bijak dapat mengembangkan keterampilan digital, berpikir inovatif, dan lebih siap menghadapi tantangan era teknologi. Namun, di sisi lain, ketergantungan berlebihan pada AI berisiko melemahkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kemandirian pelajar. Jika AI hanya digunakan untuk mencari jawaban instan, pelajar bisa kehilangan esensi dari proses pembelajaran yang sesungguhnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menyeimbangkan penggunaan AI sebagai alat bantu produktivitas dengan pembentukan nilai-nilai kemandirian, integritas, dan etika dalam belajar.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline