Lihat ke Halaman Asli

Polemik Audisi Beasiswa PB Djarum di Twitter

Diperbarui: 24 Desember 2019   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Telah kita ketahui audisi beasiswa PB Djarum di tahun 2019 diadakan di beberapa kota di Indonesia mulai tanggal 28 Juli 2019 sampai 22 November 2019. Singkat cerita PB Djarum juga memiliki sejarah tersendiri. Sebelumnya PB Djarum telah mengadakan audisi beasiswa PB Djarum dari tahun ke tahun. PB Djarum yaitu nama singkatan dari Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum. 

PB Djarum diresmikan pada tahun 1969. Awalnya PB Djarum didirikan hanya sebagai kegiatan penyaluran hobi bagi karyawan pabrik rokok Djarum di Kudus. Namun, pada tahun 1969, akhirnya banyak orang lain yang ikut berlatih bukan hanya karyawan, melainkan juga pemain dari luar perusahaan. Peristiwa tersebut menjadi awal dari pembinaan Djarum dalam menyumbang pemain bulutangkis nasional. 

PB Djarum dibentuk dikarenakan kecintaan Robert Budi Hartono sebagai CEO PT Djarum pada bulutangkis serta tingginya kegemaran karyawan PT Djarum bermain dan berlatih pada olahraga yang sama yaitu bulutangkis. Maka pada tahun 1969 brak atau tempat karyawan melinting rokok di jalan Bitingan Lama (sekarang jalan Lukmonohadi) No. 35 Kudus, pada sore hari brak tersebut digunakan sebagai tempat berlatih bulu tangkis di bawah nama komunitas Kudus. Berawal dari situ, lahirlah atlet muda berbakat, Liem Swie King yang meraih prestasi demi prestasi secara gemilang, menumbuhkan keinginan Budi Hartono untuk serius mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum hingga kini.

Seiring perkembangan waktu, di tahun 2019 PB Djarum menjadi perbincangan di media sosial twitter. Polemik mengenai eksploitasi anak pada audisi beasiswa PB Djarum di tahun 2019 pun mulai banyak diperbincangkan oleh akun-akun di twitter. Drone Emprit telah mendeteksi perbincangan mengenai beasiswa Djarum di twitter dari bulan agustus sampai desember 2019. 

Dikutip dari data Drone Emprit, pada tanggal 8 agustus 2019 Yayasan lentera anak melalui @lenteraanak_ membuat postingan thread di twitter mengenai laporan dugaan eksploitasi anak di balik audisi Beasiswa PB Djarum 2019 pertama di Bandung. Berlanjut pada tanggal 9 september 2019, didapati data peningkatan perbincangan di twitter kurang lebih 10.000 mention atau retweet akun-akun media sosial membicarakan isu polemik eksploitasi anak pada audisi PB Djarum tahun 2019. 

Dari perbincangan isu tersebut terdapat tweet dengan keterlibatan tinggi yaitu pada tweet dari @PBDjarum yang membuat postingan mengenai press conference audisi terakhir beasiswa PB Djarum, di tahun 2019 yang menjadi audisi terakhir kalinya. Isu tersebut tidak berhenti begitu saja di bulan September 2019. Selanjutnya pada tanggal 19 oktober 2019 isu polemik eksploitasi anak kembali meningkat ketika @PBDjarum membuat postingan di media sosial bahwa audisi PB Djarum akan tetap berjalan di tahun 2020. 

Postingan tweetnya yaitu terkait dengan pernyataan direktur PB Djarum yaitu Yoppy Rosimin sebagai program director Bakti Olahraga Djarum Foundation yang memastikan bahwa Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2020 TETAP BERJALAN!. Sehingga tweet tersebut di mention atau di retweet oleh 117 akun twitter. 

Berlanjut pada tanggal 19 november 2019 @PBDjarum membuat postingan di media sosial mengenai audisi final beasiswa PB Djarum 2019 di Kudus yang dihadiri oleh legenda badminton dan atlet muda Indonesia. Postingan tweet tersebut menyebabkan Isu mengenai polemik eksploitasi anak pada audisi beasiswa PB Djarum samar untuk dibicarakan lagi. Sehingga selanjutnya akun-akun di twitter lebih tertarik dan percaya pada setiap postingan dari @PBDjarum daripada akun lainnya pada perbincangan isu polemik audisi PB Djarum tahun 2019. 

Dengan peristiwa tersebut membuktikan bahwa akun @PBDjarum memiliki keterlibatan yang tinggi dengan akun-akun lainnya di twitter pada isu polemik audisi PB Djarum tahun 2019.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa percakapan di media sosial khususnya twitter bisa mengundang keterlibatan orang lain yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Percakapan di twitter dapat terus cepat berkembang di setiap hari, setiap bulan bahkan setiap tahun. Sehingga akhirnya percakapan di twitter tidak bisa dipandang sebelah mata saja akan tetapi dapat dianalisis data percakapannya seperti halnya yang telah dilakukan oleh Drone Emprit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline