Lihat ke Halaman Asli

JURNALIS FIKES UMSIDA

Official Fakultas Ilmu Kesehatan Umsida

Kenali Baby Blues: Gangguan Emosi Pasca Melahirkan Pada Ibu

Diperbarui: 13 September 2024   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fikes.umsida.ac.id - Setelah menjalani proses persalinan, banyak ibu baru yang mengalami perasaan cemas, sedih dan perubahan emosi yang drastis. Fenomena ini dikenal dengan istilah Baby Blues. Baby blues umumnya terjadi dan mempengaruhi sekitar 70-80% ibu yang baru memiliki anak dan terjadi diseluruh dunia.

Pada kondisi ini harus terus diwaspadai karena dapat memberikan dampak buruk pada kondisi ibu dan anak. Kemudian, akan memberikan depresi pasca melahirkan (Postpartum Depression) jika tidak ditangani dengan baik.

Apa Itu Baby Blues?

Baby Blues merupakan gangguan suasana hati atau ganguan psikologis yang dialami oleh ibu setelah melahirkan. Baby blues juga dikenal sebagai postpartum blues yang merupakan bentuk depresi ringan dan sementara. Kondisi ini biasanya terjadi karena perubahan hormon dan akan hilang ketika hormon kembali stabil.

Baca juga: 41% Siswi Terdeteksi Anemia: KKNT Umsida Lakukan Skrining dan Penyuluhan di SMPN Bangunsari

Nurul Azizah SKeb Bd NSc selaku dosen Kebidanan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Kebidanan Umsida) menjelaskan bahwa umumnya gejala baby blues syndrome biasanya muncul sementara waktu yakni skitar 2-3 hari pasca persalinan dan berakhir hingga  pada minggu ke dua postpartum, jika lebih dari 14 hari tidak tertangani dengan baik dapat berpotensi menjadi postpartum depression.

Baby blues atau disebut juga postpartum blues merupakan gangguan suasana hati (mood) yang terjadi pasca persalinan, Sedangkan postpartum depression yakni gangguan emosional yang memiliki gejala lebih parah dibandingkan postpartum blues.

Faktor Utama Terjadinya Baby Blues

Penyebab baby blues hingga saat ini belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa hal yang diduga dapat menjadi pemicu, yakni : terjadinya perubahan hormon pasca persalinan seperti penurunan estrogen, progesterone dan prolaktin yang dapat mempengaruhi suasana hati. Menurut hasil riset terdapat faktor paling sering ditemukan pada ibu yang mengalami postpartum blues yakni, ibu dengan riwayat depresi pada saat kehamilan, atau pernah terdiagnosa mengalami depresi sebalumnya.

Terdapat juga beberapa kondisi rentan terjadinya postpartum blues yakni umur ibu yang terlalu muda atau terlalu tua saat menjalani kehamilan dan persalinan, status sosial ekonomi rendah, pendidkan rendah, kehmailan tidak diinginkan, dan riwayat tindakan persalinan.

Selain itu, ada beberapa gejala yang dialami yakni emosi yang tidak stabil, merasa sedih, selera makan menurun, mudah lupa, dan perasaan sensitive (mudah tersinggung), sedangakan postpartum depression ditandai dengan perasaan sedih terus menerus, harga diri merasa rendah, mengalami gangguan tidur, tidak mau makan, hingga kecemasan yang menyebabkan  kesulitan menjalin ikatan dengan bayi.

Baca juga: 9 Tips Agar Libur Kuliahmu Menjadi Lebih Produktif

Cara Mengatasi Baby Blues

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline