Lihat ke Halaman Asli

Udah "Kutu Loncat", Pendatang Baru Lagi, Ish..! Kaya Gitu Mau Jadi Cagub?

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

KUTU LONCAT

Saat ini kita sering mendengar istilah ini. "kutu loncat". Maksudnya pejabat yang belum selesai masa jabatannya lalu meninggalkannya untuk meraih yang lebih tinggi.

"Belum selesai menjabat ko loncat, serakah tu"

Ini biasanya lontaran dari orang-orang partai tertentu yang kemudian diikuti para pendukungnya.. Tidak sadarkah mereka bahwa Ketua Dewan Pembina nya saja loncat jabatan. Belum selesai menjabat Menkopolkam sudah mundur untuk mau jadi Presiden justru menjadi saingan orang yang sudah mengangkatnya. Kutu loncat kah? Bu Sri Mulyani yang jadi menteri kemudian belum selesai sudah dipanggil dunia internasional di World Bank.. kutu loncatkah? Menteri2 di kabinet tentu sebelumnya sudah menjabat di berbagai posisi, lalu ditinggalkan dan jadi menteri… Apakah mereka mau mengatakan presidennya dalang terbesar para kutu loncat?

Pindah jabatan tentu saja bukan masalah. Apalagi naik jabatan tentu ini prestasi… Yang masalah adalah menjabat kemudian meninggalkan banyak permasalahan lalu pergi untuk cuci tangan tidak mau mengurusi.. ini masalah.

Maka justru saya sarankan pilihlah "kutu loncat".. yaitu "kutu" yang meninggalkan yang baik-baik kemudian loncat untuk memberikan yang terbaik pada yang lain. Istilah saya "kutu loncat berprestasi". (tidak enak sebenarnya menyebut "kutu", maaf banyak ya semuanya, peace..)

Maka yang penting bukan loncat atau tidaknya, tapi sebelum dan sesudah menjabat apakah menjadi banyak masalah atau menjadi lebih baik? Saya rasa boleh ditanya ke warga di kotanya yang lebih tau persis

PRIBUMI CS PENDATANG

ada beberapa isu yang disebarkan yang menurut saya lo ya.. kurang tepat dan agak mengecoh misalnya:

Pemimpin anu bukan orang asli sini jadi tidak faham seluk beluk di sini jadi pasti tidak bisa memimpin

Bukan kah bung Karno pemimpin Indonesia juga tidak faham seluk beluk kalimantan, sulawesi, papua, dsb? apakah pemimpin Indonesia harus hafal jalan jalan di daerah yang dipimpinnya? ini pemimpin atau sopir taksi? Bukankah ada staf ahli, tim ahli yang memang lebih faham persoalan teknisnya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline