Lihat ke Halaman Asli

Dzulfikar

TERVERIFIKASI

Content Creator

Kebingungan Saat Berada di Jalur "One Way"

Diperbarui: 23 Juni 2019   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi one way / bisnis.com

Meskipun topik mudik Lebaran sudah usai, tapi saya merasa hal ini perlu disampaikan. Saya berangkat dari BSD pada tanggal 1 Juni 2019 dengan tujuan ke Jawa Timur. Saat itu polisi bahkan menerapkan one way hingga ke Semarang, padahal semula hanya berakhir hingga Brebes Timur di KM 263.

Saya sadar bahwa kebijakan one way memang  menjadi pro dan kontra. Salah satunya adalah sosialisasi di lapangan tentang fungsi rambu-rambu. Saya sendiri merasa kebingungan saat berada di jalur one way (jalur arah sebaliknya). Dalam tulisan ini, istilah one way yang saya gunakan adalah jalur paling kanan atau jalur yang seharusnya digunakan oleh kendaraan dari arah berlawanan tetapi dibuka untuk arah yang sama, sederhananya jalur arah lawan.

Saat berada di jalur kiri (jalur semestinya), kita sudah memahami rambu di jalan tol atau jalan bebas hambatan. Salah satunya menggunakan bahu jalan (sebelah kiri) saat terjadi kondisi darurat. Itulah sebabnya, ada jarak yang cukup lebar di bahu jalan untuk memberikan ruang bagi kendaraan yang harus berhenti karena kondisi darurat.

Nah, sebaliknya pada jalur one way, area bahu jalan bukan berada di sebelah kiri, melainkan ada di sebelah kanan. Konsekuensi menggunakan jalur sebaliknya. Inilah yang tidak diberikan sosialisasi atau mungkin tidak banyak pengguna jalan tol yang tahu di mana seharusnya mereka berhenti dalam kondisi darurat.

Kondisi di jalur one way, untuk bahu jalan di sebelah kiri jelas tidak ada ruang apalagi celah untuk berhenti. Ruang yang diberikan sangat sempit untuk muat satu kendaraan saat terparkir atau berhenti dalam kondisi darurat. 

Jika dipaksakan sekalipun sangat membahayakan. Otomatis beberapa kendaraan yang berhenti secara darurat mengambil posisi di paling kanan. Karena posisi rest area di jalur one way pun ada di sebelah kanan.

Celakanya, karena bahu jalan sebelah kanan ini punya area yang lebih lebar dan bisa muat untuk satu kendaraan, pada akhirnya digunakan untuk menyalip atau mendahului kendaraan di depannya. Wal hasil risiko yang terjadi di jalur one way jadi semakin tinggi.

Akhirnya terbukti bahwa kebingungan tersebut dugaan saya menimbulkan kecelakaan. Asumsi saya, ada kendaraan yang sedang berhenti darurat di sebelah kanan, kemudian dihantam dari belakang oleh kendaraan yang sedang menyalip. Kecelakaan ini sempat saya lihat di jalur tol Cipali. 

Saat itu kondisinya tengah hari dengan cuaca yang panas. Dalam kondisi seperti itu, pengemudi mudah mengantuk, apalagi kondisi di Cipali memang track lurus dan cenderung membosankan.

Kondisi inilah yang memacu kebingungan di pengguna. Untuk mendahului jelas tidak boleh dari bahu jalan, tapi di jalur one way justru bahu jalan ini tidak jelas apakah di sebelah kiri atau di sebelah kanan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline