Seru juga ternyata road trip menggunakan tol transjawa. Apalagi dengan penerapan one way, meskipun pada akhirnya justru berbuntut kontroversi.
Namun demikian, kita patut apresiasi karena angka kecelakaan mudik Lebaran turun drastis. Berita-berita tentang kecelakaan relatif tidak terlalu banyak sepanjang pantauan saya di media online.
Kesuksesan mudik tidak terlepas dari berbagai faktor. Seperti peran pemerintah dan swasta yang memberikan fasilitas mudik gratis terutama untuk menekan pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua.
Terlapas dari itu semua, salah satu poin yang tidak diantisipasi dengan baik adalah arus balik yang menjadi antiklimaks.
Padahal saat arus mudik lalu lintas lancar dan banyak mendapatkan pujian dari para pengguna jalan.
Salah satu penyebabnya mengapa arus balik macet karena waktu masuk kantor yang berbarengan.
Hal tersebut hendaknya menjadi bahan evaluasi bagi pihak terkait. Misalnya pemerintah membuat kebijakan menambahkan saru hari cuti bersama sebelum pegawai swasta masuk.
Arus balik tempo lalu memang berbarengan masuk pada tanggal 10 Juni. Hal tersebut sebetulnya bisa diantisipasi. Pemerintah menambahkan cuti bersama satu hari bagi pegawai negeri. Dengan begitu arus balik Lebaran bisa terbagi-bagi seperti halnya arus mudik karena perbedaan awal waktu liburan.
Harapan saya tentu saja tahun depan pemerintah bisa mengatur tradisi rutin arus mudik serta arus balik dan bisa mengantisipasi segala kemungkinan yang ada. Toh kegiatan tahunan ini sudah menjadi rutinitas yang seharusnya bisa lebih mudah pengaturannya.
Suara-suara warganet menginginkan ada moda transportasi umum massal ya g lebih nyaman, tak sekadar bus TransJawa saja.
Tak menutup kemungkinan jika dibangun jalur kereta api cepat Jakarta-Semarang-Solo-Surabaya demi mengakomodasi para pemudik lebih baik lagi.