Neno Warisman membuat kontroversi dengan doanya dalam munajat 212 di Monas (21/2). Neno mengibaratkan pesta demokrasi, pilpres 2019 seperti ajang Perang Badar sampai-sampai harus berdoa dengan mengancam Tuhan.
Apa yang dilakukan oleh Neno Warisman sebetulnya tak ubahnya seperti Prabowo dengan jawaban-jawaban normatif dalam debat capres putaran kedua lalu.
Seperti apa sih perbandingannya antara jawaban Jokowi dan Prabowo?
Tema: Energi, Pangan, Lingkungan Hidup, Sumber Daya Alam, dan Infrastruktur
Sumber: Kumparan.com (Disesuaikan dengan ringkasan oleh penulis dari transkrip debat capres segmen pertama putaran kedua)
Segmen pertama inilah yang luput dari perhatian media. Ya, kita mungkin terlalu fokus dengan unicorn dan 330 ribu ha lahan yang "dikuasai" oleh Prabowo.
Dalam tataran yang lebih rendah lagi, masyarakat atau setidaknya warganet memang tidak terlalu membahas secara mendalam esensi yang sudah dibahas oleh kedua capres dalam debat putaran kedua 17 Februari 2019 silam.
Sebagai warga awam yang butuh kejelasan serta membutuhkan pencerahan yang sederhana, dari visi misi kedua capres ini saja sudah membuktikan kualitasnya.
Kekuatan Retorika Dikalahkan dengan Data
Jokowi memberikan visi misi yang sederhana, tepat sasaran, serta bahasa yang mudah dipahami. Saya rasa masyarakat awam saja sudah bisa mencerna visi misi Jokowi soal energi, pangan, infrastruktur, dan juga lingkungan hidup.
Bukan hanya visi misi saja, tetapi sebagian besar program Jokowi sudah dijalankan. Contoh konkret adalah membangun 191,6 ribu km jalan desa. Jalan-jalan desa ini dibangun dengan menggunakan dana desa sebesar 187 triliun untuk 74 ribu desa di seluruh tanah air.
Ya, meskipun ada tokoh dengan pendidikan setara doktor masih bingung dengan mempertanyakan bagaimana cara sim salabim Jokowi membangun 191,6 ribu km jalan yang ia gambarkan setara dengan 4,8 kali keliling bumi atau 15 kali diameter bumi.
Sungguh membacanya saja membuat saya seperti menonton stand up comedy.