Lihat ke Halaman Asli

Dzulfikar

TERVERIFIKASI

Content Creator

Tempat Wisata Tersembunyi Itu Ada di Kampung Halaman Ayah

Diperbarui: 10 November 2018   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bheto Soon / dok.pribadi

Ada selaksa kisah yang mungkin ingin aku ceritakan langsung pada Ayah. Kisah itu tentang perjalananku berkeliling ke pelosok daerah hingga ke luar negeri dengan bermodalkan tulisan. Ayah tak pernah tahu bahwa akhirnya bisa ke luar negeri. Meskipun kepergianku bukan ke tanah suci seperti yang pernah ayah lakukan.

Sejujurnya aku lebih suka berkeliling Nusantara. Mengenali berbagai macam orang dengan ribuan bahasa. Merecap apa yang mereka makan dan menjejakkan kaki di bumi yang mereka banggakan. Termasuk kembali ke kampung halaman ayah di Bondowoso, Jawa Timur.

Entah apakah ayah tahu atau tidak, ternyata di kampung halaman ayah ada salah satu tempat wisata baru yang belakangan ini memang viral di sosial media. Tempat wisata ini mirip seperti Stonehenge di Inggris.

Batu prasejarah itu disusun sedemikian rapi seperti sebuah bangunan. Meskipun tak sama persis, tempat wisata Bheto So'on atau Batu Susun di kawasan Perhutani Bondowoso ini memang menjadi salah satu daya pikat tersendiri bagi wisatawan lokal. 

Bheto Soon / dok.pribadi

Kata saudaraku bahwa tempat wisata ini sebetulnya sudah dibuka sejak tahun 2010. Tapi, saat itu hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua. Itupun tidak mudah untuk mencapainya.

Barulah setelah viral di sosial media, pemerintah daerah setempat membangun jalan serta membangun beberapa tempat wisata seperti gardu pandang dan bale-bale tempat untuk menyaksikan batu-batu yang tersusun dengan rapi.

Aku juga bingung kenapa aku bisa dituntun ke tempat wisata ini. Mungkin orang-orang yang datang pun bingung mengapa ada batuan tersusun dengan rapi dan menjadi sebuah tontonan. Entahlah...

Yang jelas, tempat wisata ini hanya ramai pada saat akhir pekan, kata tukang kelapa muda yang masih sibuk merapikan batok-batok kelapa yang siap dijual kepada wisatawan.  

Bheto Soon / dok.pribadi

Perjalananku ke tempat ini tak terlalu sulit. Dengan mengendarai kuda besi, sesekali aku melihat petunjuk menggunakan ponsel Android. Di beberapa persimpangan pun ternyata sudah ada papan petunjuk yang jelas. Mengarahkanku menuju tempat wisata ini.

"Gazebo-gazebo itu baru dibangun mas. Belum ada tiga atau dua bulan yang lalu. Sebelumnya ya di sini faslitasnya minim sekali. Setelah viral di sosial media, barulah pemerintah membangun jalan dan membangun beberapa fasilitas termasuk gazebo-gazebo yang bisa digunakan untuk istirahat oleh wisatawan" kata tukang kelapa muda itu.

Itulah caraku mengenal sebuah tempat wisata. Dengan bermodalkan Rp 10 ribu saja, cerita dari orang-orang lokal bisa aku tuliskan hingga berhalaman-halaman. Bahkan ada kisah-kisah yang mungkin tak bisa kamu temukan di media online.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline