Prabowo Subianto yang sejak semula ingin menjaring suara emak-emak, justru kini mendapatkan tulah karena diperdaya oleh seorang emak-emak yang notabene merupakan salah satu tim juru kampanye dari kalangan mereka sendiri.
Buat Pak Prabowo Subianto yang sudah malang melintang di dunia militer dan mengenal dunia intelijen, rasanya membuat saya tidak percaya. Semudah itukah mantan Danjen Kopassus diperdaya oleh seorang emak-emak?
Bisa jadi emak-emak yang dimaksud memang bukan emak-emak sembarangan. RS tercatat merupakan seorang penulis naskah drama dan sutradara dengan segudang prestasi. Bahkan pernah mendapatkan penghargaan dalam Vesoul International Film Festival di Prancis tahun 2010. Ia menjadi penulis skenario sekaligus sutradara "Jamila dan Sang Presiden".
Dengan terungkapnya pengakuan kebohongan yang dilakukan oleh RS menjadi bukti bahwa saat ini Prabowo Subianto lemah soal pengecekan berita bahkan dari timnya sendiri.
Bagi Prabowo Subianto sebetulnya akan sangat mudah sekali untuk menyuruh orang lain melakukan investigasi kecil-kecilan sebelum melakukan konferensi pers menyatakan bahwa ada tindak kesewenang-wenangan terhadap RS yang saat itu mengaku dianiaya.
Tindakan Prabowo Subianto ini jelas sangat terlihat grasak-grusuk. Akibatnya memang sangat fatal, karena sudah menjadi konsumsi nasional sampai-sampai mengalahkan berita bencana yang terjadi di Palu dan Donggala.
Amat disayangkan jika lingkaran utama Prabowo Subianto kecolongan dengan hoax terbesar abad ini. Apalagi Prabowo merupakan salah satu capres yang bercita-cita untuk merangkul suara emak-emak.
Kasus ini tentu saja akan membuat kepercayaan Prabowo terhadap golongan emak-emak memudar. Bisa jadi golongan emak-emak pun akan sebaliknya menarik dukungan dari Prabowo Subianto.
Pasalnya, saat ini RS justru dihinakan dan tidak ada satupun yang mau membelanya. Partai Gerindra bahkan berencana untuk mempolisikan RS akibat ulahnya membohongi pimpinannya.
Sebagai orang awam, tentu saja saya amat sangat terkejut. Semula memang saya sedikit percaya ketika melihat penampakan RS dengan muka yang kita lihat sendiri di sosial media.
Namun, keraguan tersebut muncul setelah banyak yang bersuara bahwa RS bukan merupakan korban aniaya jika dilihat lebih seksama dari luka-lukanya. Apalagi saat itu yang pertama kali bersuara adalah Tompi.