Ngomongin soal tempat kuliner favorit keluarga di Tangerang Selatan yang paling saya suka adalah sebuah Warung Aceh atau Warung yang menjajakan kuliner khas Aceh di pinggir danau di dalam komplek perumahan Witana Harja, Pamulang, Tangerang Selatan.
Saking tersohornya, Warung Aceh ini bahkan punya pelanggan dari beberapa daerah di sekitarnya. Salah satu teman saya yang tinggal di BSD saya mengatakan bahwa baru tempat ini yang punya kuliner khas Aceh yang cocok dengan seleranya. Maklum, dia juga termasuk salah satu mantan chef di sebuah hotel yang kini melanjutkan usaha kuliner mertuanya.
Beberapa hari yang lalu saya akhirnya membuat beberapa rekaman proses pembuatan mi rebus, mi goreng dan roti canai. Sambil melihat si abang yang cekatan meracik bumbu dan mengolah mi yang dibuat sendiri, saya pun mencoba untuk berbincang-bincang dengan seorang kokinya.
Ternyata dalam sehari, Warung Aceh ini bisa menghabiskan tepung terigu sekitar 76 kilogram. Ukuran yang cukup fantastis buat sebuah rumah makan yang berada di dalam kompleks dan jauh dari jalan raya.
Padahal, menu favorit di Warung Aceh ini bukan hanya mi goreng saja tapi juga ada nasi goreng, roti canai dan berbagai minuman khas Aceh lainnya seperti teh tarik, kopi saring dan teh telur.
Rasanya memang tidak bisa dibandingkan dengan kuliner di kota asalnya. Namun, untuk ukuran kota berkembang di daerah Tangerang Selatan. Warung Aceh ini termasuk yang cukup diminati pelanggan baik dari sekitar kompleks maupun dari daerah lain. Dulu saya sempat menuliskan tentang warung ini di blog pribadi saya.
Tulisan itu ternyata ada beberapa yang baca. Terutama teman-teman saya yang memang sedang mencari referensi kuliner khas Aceh di Pamulang, Tangerang Selatan.
Beberapa menu yang paling saya suka adalah mi rebus telur daging, mi rebus telur tidak pedas karena buat anak-anak, roti canai susu, dan tentu saja teh tariknya.
Soal rasa memang tergantung selera. Dulu, kawan saya dari Medan pernah saya bawa ke sini. Kata dia sih tidak seenak mi Aceh yang dia cicip di Medan hahaha. Gara-gara itu saya jadi penasaran icip di kota asalnya.
Warung yang sudah berdiri kurang lebih sejak 8 tahun ini tergolong selalu ramai setiap saya berkunjung. Apalagi jika saat akhir pekan. Saran saya, datanglah setelah waktu salat maghrib. Meskipun tempatnya luas dan punya tempat duduk yang memadai, kadang-kadang jika terlambat justru akan kesulitan mendapatkan tempat.
Nah, kalau teman-teman ingin mencobanya sila mampir ke Warung Aceh ini di daerah Kompleks Witana Harja, Pamulang, Tangerang Selatan. Tapi jangan datang saat hari Jumat ya, karena Warung ini tutup setiap Jumat.