Lihat ke Halaman Asli

Dzulfikar

TERVERIFIKASI

Content Creator

Stasiun Kebayoran dan Permasalahannya, Masih Adakah Solusinya?

Diperbarui: 28 November 2016   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mulut gang pintu masuk dan keluar yang jadi mulut neraka bagi pendendara lain yang hendak lewat

Karut marut lalulintas sekitar stasiun Kebayoran bukan hanya kali ini saja setelah marak ojek online. Jauh sebelum adanya ojek online, keberadaan angkutan umum di stasiun kebayoran boleh dibilang seperti tumor yang sulit untuk diangkat dan disembuhkan.

Ibarat penyakit, mungkin sekarang tumor itu sudah menjadi kanker. Meskipun beberapa kali petugas dishub dan polisi turun tangan bak sebuah kemoterapi, nyatanya kanker itu masih tetap bertahan dan sulit untuk diangkat.

Ada beberapa angkutan yang punya kontribusi memacetkan jalur lalu lintas sekitar stasiun Kebayoran Lama, diantaranya:

  • Metro Mini
  • Mikrolet
  • Bajay
  • Ojek
  • Ojek Online
  • Lapak Kali Lima

Pejalan kaki melintasi bajay yang berderet rapi

Beruntungnya, Jakarta masih punya pasukan oranye yang tiap hari membersihkan sisa-sisa jualan lapak-lapak kaki lima yang digelar sejak siang hingga malam hari. Tak menutup kemungkinan, lapak-lapak di pinggir jalan itu malah buka hingga dini hari. Terkadang, saat pagi hari, saya masih melihat beberapa pedagang tengah tidur di pinggir jalan dengan lapaknya.

Wajah Stasiun Kebayoran kini sudah terasa berbeda. Bahkan saat Menteri Perhubungan meresmikannya, lalu lintas sekitar Stasiun tampak lengang dan lebih tertata. Sayangnya itu tak bertahan beberapa lama. Selanjutnya begitu lagi, ndableg!

Bisa jadi petugas dishub dan polisi sudah kehabisan kata-kata. Satu-satunya harapan mungkin cuma calon Gubernur terlipilih yang bisa membenahinya.

Stasiun Kebayoran punya posisi yang strategis bagi para pekerja dan karyawan yang berkantor di daerah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Wajar jika Stasiun Kebayoran menjadi salah satu persinggahan tepat bagi kaum urban yang bermukin di daerah Serpong, Cisauk hingga Maja. Apalagi aksesnya langsung menuju stasiun Tanah Abang. Pusat transit bagi commuter yang hendak melanjutkan ke tujuan berbeda.

Mikrolet yang menanti penumpang sembari menghalangi jalan

Pagi hari merupakan saat yang tepat melihat keruwetan lalu lintas Stasiun Kebayoran. Pertama Metro Mini di pepet di sebelah kiri, mendekati dinding Stasiun Kebayoran. Semua berjejer bisa hingga lima bus ukuran medium. Pintu keluar menjadi pusat perhentian bagi bus yang mengangkut para pekerja ini.

Satu persatu penumpang KRL keluar dan memilih moda transportasi selanjutnya. Beberapa memilih berjalan kaki terlebih dahulu, sebagian pula langsung menclok ke moda transporatasi yang dipilihnya, entah itu Metro Mini, Mikrolet, Bajay, hingga Ojek konvensional dan Ojek Online.

Tak terhitung sekian kalinya Ojek Online dan Ojek Konvensional berebut penumpang. Bentrok fisik dan intimidasi memang pernah menyeruak. Utamanya ojek konvensional yang merasa lebih berhak mengangkut penumpang dari stasiun Kebayoran.

kanan dan kiri penuh dengan ojek online, menutupi pintu rezeki warung dan bengkel sekitar

Akhirnya Ojek Online pun mengalah, memilih parkir sembarangan hanya beberapa meter dari mulut pintu keluar Stasiun Kebayoran.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline