Lihat ke Halaman Asli

Dzulfikar

TERVERIFIKASI

Content Creator

Ini Pangkal Kemacetan Pamulang Dua, Tangsel

Diperbarui: 6 Maret 2016   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sreenshot Google Street"][/caption]

Sebagai Kompasianer Tangerang Selatan, tentu saya sangat bangga karena kami telah memiliki komunitas sendiri. Namanya KETAPEL. Jika diuraikan kurang lebih adalah Kompasianer Tangsel Plus. Komunitas yang didirikan pada awal tahun 2016 ini kini mulai serius digarap. Serius dalam artian kalau ngumpul ya makan-mana serius hahaha.

KETAPEL diketuai oleh blogger kawakan juga penulis buku, Kang Rifki Feriandi. Komunitas kami juga sangat beruntung karena dipandu dan dibimbing oleh blogger kharismatik, bang Gapey Sandy atau kerap dipanggil Gaper oleh teman-teman dekatnya. Tak kalah ketinggalan, sekretaris kami ibu Ngesti Moerni. Mantan pramugari pesawat kepresidan ini, kini aktif memberikan penyuluhan dan training sebagai aktivis lingkungan. Sedangkan seksi sibuknya mantan guide laskat Candi Cheto, saat para juara Kompasianer berkunjung ke Pabrik Deltomed di Wonogiri, mbak Agatha Mey

Kami berempat, saya, mbak Ani Berta, mbak Marla dan mas Agung hanya cadangan saja kalau-kalau dibutuhkan tim sorak. Kami juga beruntung loh, karena KETAPEL membernya adalah dua orang admin Kompasiana, kang Pepih dan om Kevinalegion. Jadi, di Kompasiana boleh lah mereka jadi admin. Tapi di Ketapel mereka tetaplah member belaka hahaha.

Ngomong-ngomong, biar gak disebut kompasinaer durhaka yang udah dibayarin jalan-jalan kemana-mana tapi gak nulis-nulis lagi, akhirnya jiwa saya terpanggil kembali untuk menulis. Iya, meskipun Kompasiana sekarang gak asyik. Gimana mau asyik, mau mindahin foto aja susah, mau embed iframe aja gak bisa. Gak nampil bok! Youtube, IG, sampe twitter gak bisa muncul di halaman Kompasiana. Hal ini sudah saya berikan komplen tertulis di facebook, kepada salah satu Admin yang ngajakin saya jalan ke Raja Ampat hahaha. Kampret banget kan saya!

Tapi, kali ini saya gak mau bahas lebih jauh hal itu. Ada hal lebih penting di Pamulang, ibukotanya Tangerang Selatan. Jadi, konon setelah ibu peri ini di kukuhan sebagai Walikota pada periode kedua, sampai saat ini belum terlihat sentuhannya membereskan kesemrawutan jalan di Pamulang. Untuk bicara proses pengecoran di Pamulang satu, bikin sakit hati. Saya salah satu korban yang jatuh karena keteledoran pegawai yang serampangan. Memperbaiki jalan tapi kesannya jadi ngacak-ngacak jalan Siliwangi Raya. Rasanya ada lebih dari sepuluh mobil yang terperosok karena proses perbaikan dan pengecoran jalan yang tidak dilengkapi dengan standar keamanan.

Lain lagi dengan hal tersebut, ada salah satu yang mengganjal buat saya. Hal ini justru tidak ada solusi yang nyata di lapangan. Aparat sepertinya kurang cerdas dalam menyikapi problem di lapangan. Utamanya adalah pengaturan lalu lintas di Jalan Maruga Pamulang dua. Kedepan, kantor Walikota justru akan pindah ke Jalan Maruga yang dulunya merupakan kantor Kecamatan.

[caption caption="Kemacetan di depan sekolah setiap pagi (dok.pribadi)"]

[/caption]

Pangkal kemacetan yang perama adalah dua sekolah yang berdapan di jalan. Ini posisinya seperti minimarket waralaba yang sedang bersaing. Mau tahu bagaimana macetnya tiap pagi? Naudzubillah deh.

Yang menjadikan saya aneh bin ajaib, mengapa kedua sekolah ini tidak membuat celukan jalan agar semua orang tua yang mengantar tidak menganggu arus lalu lintas ya? Lihat, di sisi sebelah kiri, justru yang dibuat malah tempat parkir. Sementara disitulah para orang tua menurunkan anak-anak yang sekolah. Belum lagi lalu lalang kendaraan roda dua yang tak henti keluar masuk gerbang sekolah. Tidak ada managemen arus keluar masuk yang tepat. Sekolah ini hanya menerapkan one gate. Jadi, bisa terbanyang kan padatnya seperti apa pada pagi hari? Alhamdulilillah setelah melewati kedua sekolah ini sih lancar.

[caption caption="Petugas selalu mengatur lalu lintas warga sekolah setiap pagi (dzulfikaralala.com)"]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline