Lihat ke Halaman Asli

Dzulfikar

TERVERIFIKASI

Content Creator

Memahami Teknologi Motor Injeksi Secara Sederhana

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13286002951116905757

[caption id="attachment_159659" align="aligncenter" width="536" caption="Yamaha Mixture JET Fuel Injection/Youtube"][/caption] Sistem injeksi pada motor Yamaha Mio J diklaim sebagai teknologi yang hemat dan ramah lingkungan. Selain bisa menghemat bahan bakar, teknologi injeksi YM-JET FI dapat meningkatkan performance mesin. Bahan bakar bisa dihemat hingga 30 %. Emisi gas buang juga menjadi ramah lingkungan karena sudah di uji sesuai standar Euro3.

Dengan berbagai keunggulan tersebut Yamaha berupaya untuk meningkatkan penjualan motor dengan  menyematkan teknologi YM-JET FI yang memiliki tingkat efisiensi tinggi dalam mencampur bahan bakar dengan udara. Namun, masih ada sebagian masyarakat yang belum memahami teknologi injeksi ini dengan mudah. Padahal teknologi injeksi ini sudah cukup lama digunakan pada Pesawat Terbang dan Mobil yang sudah berseliweran.

Teknologi injeksi memang lebih efisien jika dibandingkan dengan karburator. Lalu bagaimana caranya memahami perbedaan antara teknologi injeksi dengan karburator? Saya akan mencoba menjelaskan secara sederhana teknologi injeksi.

[caption id="attachment_159668" align="aligncenter" width="578" caption="Injeksi/Youtube"]

1328600977874798547

[/caption] Dengan memahami teknologi pompa air mungkin bisa menggambarkan secara sederhana bagaimana teknologi injeksi bisa menghemat bahan bakar. Ketika membeli pompa air seseorang harus memikirkan untuk menampung air yang di angkut. Diciptakanlah torrent sebagai media untuk menampung air tesebut. Torrent biasanya disimpan di tempat yang lebih tinggi dari atap rumah sehingga air mengalir melalui kran-kran tanpa menggunakan alat bantu lain lagi. Sedangkan pompa air hanya bertugas untuk mengangkut air dari dalam tanah.

Kita tidak pernah tahu kapan torrent itu penuh atau kosong. Ketika torrent kosong tentu perlu diisi namun ketika torrent itu penuh pastilah airnya akan meluber kemana-mana. Disinilah diciptakan alat khusus otomatis untuk mengetahui kondisi permukaan air di dalam torrent. Sehingga pemilik rumah tidak perlu bolak-balik mematikan dan menghidupkan pompa air untuk mengisi torrent.

Kita juga tidak pernah tahu apa yang terjadi didalam mesin. Karena sebagai pengendara motor kita hanya tahu kapan harus melaju dengan kecepatan rendah atau tinggi dan kapan harus berhenti. Jadi kita tidak mengetahui secara persis karena mesin tersebut dibalut dengan bahan yang tak tembus pandang sama halnya seperti torrent.

Alat otomatis ini disematkan di samping pompa air dan satu lagi di kaitkan dengan sebuah pelampung didalam torrent untuk memonitor kondisi permukaan air. Meskipun jarak torrent-nya jauh dari pompa air tetapi alat otomatis ini dapat mengetahui kondisi air di dalam torrent tersebut. Ketika torrent itu kosong, pelampung yang ada didalam torrent akan ikut turun. Sehingga dikirimlah sinyal antar kedua alat otomatis tadi agar pompa air bisa hidup dan melakukan tugasnya mengisi torrent dengan air sumur tanpa komando dari manusia.

Begitu juga sebaliknya ketika air sudah penuh pelampung akan ikut naik mengikuti permukaan air yang terus naik. Pada kondisi tertentu ketika pelampung itu sudah mengambang, sinyal akan dikirimkan ke alat otomastis tersebut agar pompa air mati dengan sendirinya sekali lagi tanpa bantuan atau komando manusia. Karena dibantu dengan alat otomatis tersebut semuanya menjadi lebih sempurna. Tidak kekurangan juga tidak kelebihan air, semuanya sudah ditakar sesuai dengan kebutuhan penampungnya.

[caption id="attachment_159676" align="aligncenter" width="453" caption="ECU/Youtube"]

13286021391196455521

[/caption] Dalam teknologi YM-JET FI, alat otomatis tadi dikenal dengan ECU (Electronic Control Unit). ECU akan memonitor setiap gerakan mesin sehingga bisa mengirimkan sinyal-sinyal yang menginformasikan kondisi mesin tersebut. ECU bekerja dengan bantuan sebuah chip pintar yang akan mengukur seberapa banyak asupan bensin yang harus disemprotkan dan asupan udara yang dibutuhkan sehingga terjadi pembakaran yang sempurna di ruang bakar mesin. ECU ini ibarat sebuah otak dalam tubuh sebuah robot. [caption id="attachment_159663" align="aligncenter" width="511" caption="Yamaha Mixture JET Fuel Injection/Youtube"]

13286006682038267664

[/caption] Injektor yang dimiliki Yamaha di klaim dapat menyemprotkan bensin dengan lebih merata. Inilah yang membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih efisien karena bahan bakar digunakan sesuai dengan beban mesin yang sedang bekerja. Dengan kata lain ada kerja sama antara ECU, Fuel Pump, dan Injektor guna menghasilkan efisiensi penggunaan bahan bakar. [caption id="attachment_159683" align="aligncenter" width="412" caption="injection/Youtube"]

132860316179078752

[/caption] Sedangkan dengan menggunakan karburator hanya mengandalkan bukaan gas yang belum tentu pencampuran bahan bakar dan udaranya sempurna. Disamping itu motor yang menggunakan karburator diperlukan pemeliharaan yang lebih intensif dibandingkan injeksi. Lain halnya dengan sistem teknologi injeksi yang kesemuanya bersifat elektrik. Sehingga tarikan lebih responsif karena bahan bakar tercampur dengan tepat dalam ruang pembakaran. Artinya pemeliharaan bisa dilakukan dengan lebih mudah dan tidak serepot menggunakan karburator. Meskipun teknologi injeksi ini tidak murah namun Yamaha berhasil mewujudkannya dengan motor yang cukup terjangkau masyarakat. Mio J standar bisa diboyong dengan kisaran harga Rp. 11,99 Juta Rupiah. Sudah saatnya masyarakat berpikir cerdas dalam melilih motor. Motor dengan teknologi injeksi selain ramah lingkungan juga mudah perawatannya.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline