Matahari mulai tinggi, kami lalu bergegas untuk mengunjungi beberapa program pemberdayaan masyarakat yang telah di gagas oleh PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT). Salah satu yang kami kunjungi adalah ComDev atau Community Development di Maluk. Di Comdev ini disediakan beragam jenis bibit tanaman. Mulai dari tanaman buah seperti buah naga, markisa, jambu batu, belimbing, jeruk hingga sirsak di tanam di area seluas kurang lebih 1,7 ha, hingga bibit tanaman produktif lainnya seperti Jati dan Mahoni disediakan di ComDev ini. ComDev ini didirikan selain untuk mempersiapkan kemandirian msayarakat pasca tambang juga mengajarkan masyarakat untuk bertani dan bercocok tanam dengan baik. Bahkan beberapa bibit yang dibudidayakan di ComDev ini nantinya diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat yang benar-benar memiliki lahan. Tanah yang digunakan ComDev merupakan tanah masyarakat yang disewa oleh PT NNT. ComDev ini merupakan salah satu bagian dari program CSR dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian.
Pemandangan hijau di sekitar ComDev karena hampir sekelilingnya di tanami dengan padi unggulan. Ini juga merupakan binaan ComDev PT NNT. Yang menarik adalah penerapan teknologi di ComDev ini sudah diterapkan salah satunya penggunaan Solar Cell sebagai sumber energi listrik yang digunakan untuk pengairan atau pompa air. Melalui Panel Tenaga Surya inilah pompa-pompa air dihidupkan sehingga tidak perlu lagi menggunakan sumber listrik.
Sayangnya pada mulanya panel-panel ini selalu menjadi incaran pencurian. Bahkan di beberapa perbatasan di kecamatan lain yang sangat bergantung pada panel surya pun tidak luput dari aksi kejahatan. Sebagai informasi bahwa saat ini Sumbawa Barat mengalami krisis energi karena kurangnya pasokan listrik dari pemerintah. Bahkan sejak didirikannya PT NNT, masyarakat di lingkar tambang sempat mendapatkan listrik gratis pasokan dari sumber tenaga listrik uap PT NNT sebelum PLN mampu menjangkau KSB. Dengan mengu
njungi ComDev ini serasa berada di taman buah Mekarsari atau taman bunga Cipanas. Suasananya sungguh benar-benar alami dan asri khas pedesaan. Inilah yang membuat kami betah berlama-lama di ComDev Center ini. Selain terdapat kolam-kolam buatan, juga sudah terdapat aula Tani yang mampu menampung beberapa orang untuk garden party. Mungkin jika lokasinya di Bogor sudah akan jadi tempat paling favorit untuk menghabiskan akhir pekan.
Saat kami ke ComDev ini sebetulnya sedang panen buah naga. Sayangnya karena kami datang setelah grup kedua yang telah datang pada hari sebelumnya, akhirnya kami kehabisan buah naga hahahaha. Berkeliling di kebun buah naga ini seperti berada di labirin. Akhirnya kita hanya bisa berfoto-foto ria dengan pohon buah naga ini.
Selain membudidayakan tanaman, ComDev juga tadinya memiliki beberapa ekor sapi sebagai bahan untuk pengembangan biogas. Sayangnya karena baru saja terjadi proses penghentian sementara PT NNT terkait pelarangan ekspor konsentrat, sapi-sapi tersebut dijual. Wal hasil kami hanya bisa berhasil melihat beberapa pupuk kandang yang siap digunakan. Sementara biogasnya tidak bisa kami saksikan karena kandang-kandangnya telah kosong dari penghuninya.
Kandang sapi yang telah kosong KSB ini dikenal dengan binatang ternak yang dibiarkan begitu saja. Sehingga nampaknya konsep untuk mengandangkan sapi agak bertolak belakang dengan kebiasaan di KSB. Selain sapi-sapi yang di bebas liarkan, beberapa kali juga kami melihat kawanan kuda yang liar kesana kemari di beberapa rumah warga. Maka jika kebetulan memang sedang berkunjung ke daerah Lingkar tambang di Maluk, Jereweh dan Sekongkang, yang perlu di waspadai adalah ranjau darat karena begitu banyak tersebar dimana-mana hingga ke jalanan.
Bak biogas yang operasinya juga terhenti karena ketiadaan sapi-sapi
Pupuk kandang dari kotan sapi yang masih menumpuk Konsep biogas dengan menggunakan kotoran sapi mungkin agak sulit jika diterapkan di KSB karena sapi-sapi di sini liar begitu saja. Bisa saja biogas-nya tidak menggunakan kotoran sapi melainkan menggunakan sampah organik sehingga selian bisa mengurangi sampah, warga juga bisa menikmati gas tanpa harus membeli. Konsep biogas bukan hanya bisa diterapkan dan di aplikasikan di pedesaan saja, bahkan di perkotaaan yang volume sampahnya bisa lebih banyak pun akan sangat cocok. Limbah dari hasil proses biogas itulah yang nantinya bisa dijadikan pupuk organik untuk nutrisi tanaman yang sehat dan alami.
Beberapa teman-teman yang datang cukup terkesan dengan program ComDev Center ini. Karena tebukti beberapa lahan mati justru sekarang lebi banyak hidup karena ditanami yang bibtnya disediakan secara gratis dari ComDev Center ini. Jika saja masyarakat mau, rasanya KSB akan menjadi sentra produksi tani yang melimpah. Sejak berdirinya PT NNT memang diakui banyak masyarakat yang tidak lagi bertani bahkan bercocok tanam. Namun setelah terjadinya proses penghentian sementara justru hikmahnya kini mereka kembali lagi bertani dan bercocok tanam. Salah satunya adalah menghidupkan kembali lahan-lahan kritis.
Salah satu pemandangan indah di belakang ComDev Masyarakat menjadi sadar setelah penghentian sementara bahwa tambang tidak akan selama beroperasi. Ada saatnya tambang akan berhenti berproduksi. Disitulah masyarakat harus bisa mengantisipasi agar pendapatan daerah bukan hanya diunggulkan dari produk semata, namun juga bisa dihasilkan dari produk pertanian, peternakan bahakan pemasukan bisa diupayakan melalui sektor pariwista mengingat banyak sekali potensi keindahan yang bisa di gali dari KSB.
Salam Hangat @DzulfikarAlala
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H