Lihat ke Halaman Asli

Dzulfikar

TERVERIFIKASI

Content Creator

Mempertanyakan Kebersihan Makanan di Spesial Sambal Cabang BSD

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal tahun 2014 saya sempat menuliskan keluhan saya tentang makanan di Spesial Sambal BSD yang tercampur dengan lalat kering. Postingannya bisa baca disini. Saya sudah mencoba sms keluhan ke layanan customer care SS on the spot ketika mendapatkan lalat dalam sajian yang mereka hidangkan. Namun, sayang, sms hanyalah tinggal sms. Tak ada balasan bahkan permintaan maaf dari pelayannya. Sejak itu saya benar-benar kecewa sekali dengan cara Spesial Sambal merespon keluhan pelanggannya. Wal hasil hingga detik ini saya tak sudi untuk mampir lagi kesana. Bahkan ketika seorang rekan yang ingin mentraktir saya ketika di berulang tahun, terpaksa saya tolak secara halus mengingat saya masih kecewa dengan pelayanan Spesial Sambal BSD. Nah, kemarin secara kebetulan saya bertemu salah seorang rekan guru di parkiran sekolah. Dia dari unit yang berbeda sehingga kami memang jarang bertemu. Hanya sesekali berpapasan dan sekedar bertegur sapa. Ternyata dia mendapatkan pengalaman yang serupa dengan saya ketika makan di Spesial Sambal cabang BSD. Memang sejak SS di buka di BSD, banyak rekan-rekan yang merekomendasikan untuk makan disana. Jadi di kalangan kami sendiri, SS memang sudah dikenal. Tapi saya tak pernah bercerita pada rekan-rekan kerja saya bahwa saya mengalami pengalaman pahit. Saya hanya menuliskannya saja di blog. Ia bercerita bahwa dia menemukan seekor lalat hijau di minumannya? WHAT!!! Lalat hijau biasanya berukuran lebih besar. Mana mungkin pelayan tidak melihatnya? Apalagi yang dibuatnya hanyalah segelas juice saja! Ia memang pernah membaca postingan saya di blog. Mungkin karena senasib, akhirnya dia bercerita pada saya. "Lalu apa jawab pelayannya?" tanya saya. "Dia hanya bilang nanti saya ganti bu" that's it! See tidak ada kata MAAF! Betapa mahalkah sebuah kata "maaf"? "Terus kenapa kamu gak foto tuh lalatnya?" buru saya. "Enggak, sayangnya saya gak sempat foto dan gak kepikiran untuk foto lalat itu. Habis saya udah jijik duluan" "Berarti juicenya gak diminum dong?" "Yaaahh udah diminumlah sesedot (saya membayangkannya sampe mau muntah). Cuma pas minum itu saya ngerasa ada yang aneh. Akhirnya saya kocek-kocek dan coba meraih yang ada di dasar gelas. Ehhhhh ternyata lalat hijau. Jelas saya komplen saat itu. Yahh tapi itu tadi, pelayannya cuma bilang nanti saya ganti bu" "Wah kalau tau gitu harusnya di foto tuh lalat, terus di posting deh di blog. Berarti SS nih udah kebangetan. Masa bisa sampai kejadian lagi." Dari perbincangan tersebut akhirnya saya meminta izin teman saya untuk menuliskan ceritanya di blog ini. Terus terang kalau boleh jujur SS itu tempat makan yang enak dan murah. Apalagi bisa memberikan dahaga para pecinta sambal. Tapi kalau kebersihannya tidak terjaga, mau bilang apa lagi. Toh kenikmatan di lidah itu tak seberapa dibandingkan dengan menjaga kesehatan. Puasaaaa panjang deh buat makan di SS UPDATE: Baru dapat balasan via twitter isinya permohonan maaf dari admin SS di twitter

1395989227732926414

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline