Iseng-iseng ajak anak saya ke Taman Margasatwa Ragunan, salah satu keinginan yang belum tercapai adalah mengunjungi Taman Primata Schmutzer (TPS). Taman Primata kelas dunia ini ternyata benar-benar memberikan kesan tersendiri bagi saya dan keluarga. Mulai dari penataan bangunan hingga koleksi primatanya. Sesaat ketika memasuki jembatan bercanopy saya seperti menemukan surga firdaus dengan air mancur yang membuat mata menjadi semakin teduh. Hijau daun dimana-mana sehingga membuat betah siapapun yang mengunjunginya. Konsep TPS memang didesain sedemikian rupa agar primata didalamnya merasakan habitat aslinya di hutan. Salah satunya adalah kandang Gorila yang memiliki kompleks kandang lebih luas dibandingkan dengan primata yang lainnya. Maklum, dari ukuran tubuhnya saja sudah dua kali lipat dibandingkan dengan manusia. Dengan luas taman sekitar 13 ha, TPS ini cukup membuat keringat bercucuran. Memang masih cukup tertolong dengan pepohonan rindang yang menjulang. Jangan harap bisa membawa kemasan botol air mineral kesini. Tapi, jangan khawatir. Banyak tersedia air siap minum yang di tempatkan di area khusus agar tidak terkontaminasi. So, don't worry to be thirsty.
Jembatan canopy ini memang sangat tinggi. Sampai-sampai cukup sulit bagi kami sekeluarga untuk melongok sang gorila yang sedang bersemedi dibawah pepohonan yang rimbun. Kandang gorila yang terbuka ini memang sangat luas. Di sekelilingnya terdapat parit yang juga hidup berbagai jenis ikan. Jika terlihat dari luar area kandang, persis seperti sedang berada di Taman Insinyur Haji Juanda, Dago, Bandung. Bedanya di kandang ini sepanjang yang saya amati tidak terdapat pohon pinus.
Gorila hidup secara berkelompok. Biasanya dalam satu kelompok hanya terdapat satu pemimpin kelompok yang paling kuat. Persis seperti yang pernah kita lihat dalam film animasi Tarzan. Tarzan sendiri diceritakan di rawat oleh seorang gorila betina. Itupun awalnya mendapatkan penolakan keras dari sang pemimpin.
Usia gorila ternyata bisa sampai mencapai usia 50 tahun. Hitungan tersebut jika dia tidak dalam ancaman manusia. Penyebaran paling banyak terdapat di Hutan Tropis di Afrika. Sementara Gorila yang berada di TPS didatangkan dari kebun binatang Howletss, Inggris. Jadi Gorila yang terdapat di TPS ini adalah Gorila bule. Menarik bukan? hehehe bule gitu loh....
Gorila bule dengan punggung perak ini bernama Kumbo. Menurut papan informasi, ia kini berusia 19 tahun. Untuk ukuran Gorila, Kumbo sudah cukup matang dan siap berreporduksi. Maka, Kumbo yang sifatnya sedikit pemalu selalu mencuri pandang gadis-gadis cantik yang memandanginya dari balik jeruji.
Meskipun Kumbo adalah gorila bule, namun makanannya tetap sama seperti gorila lainnya. Kumbo tidak makan hamburger atau pasta seperti bule-bule lainnya. Kumbo hanya makan sayuran, buah-buahan, ranting pohon, kuncup bunga bahkan binatang-binatang kecil seperti semut dan rayap
Beruntung saat saya turun setelah mengelilingi TPS dan hendak pulang, saya sempat bertemu langsung tatap muka dengan Kumbo. Ternyata siang itu Kumbo jadi primadona dan bintang dalam sebuah acara live berita siang di MetroTV. Maklum, minggu lalu warga Jakarta yang merasakan long weekend sebagian besar datang ke Taman Margasatwa Ragunan. Salah satunya mengunjungi si Kumbo ini.
Pelatihnya bilang, warga boleh memberikan hadiah bagi si Kumbo yang akan berulang tahun pada tanggal 8 Mei 2014 mendatang. Keberdaan seorang reporter cewek yang cakep kontan bukan hanya menarik minat pengunjung TMR yang datang, Kumbo juga tampaknya tertarik dengan sang reporter. Sesekali Kumbo mencuri-curi pandang pada si gadis cantik beralis tebal dengan wajah ke Arab-Araban seperti Najwa Shihab.
Tatapan khas Kumbo yang mengalahkan tatapan kucing bersepatu boot. Antara mau tapi malu. Gemas jadinya saya melihat Kumbo, jadi pengen nempeleng hahahaha. Soalnya sang reporter menanggapinya dengan senyuman manis. Kalah pamor dah gue. Huahahahahaha
Kumbo merupakan hewan yang saat ini dalam ancaman kepunahan. Bentrok dengan manusia lebih banyak karena habitatnya di rusak. Agak sedih juga melihat binatang-binatang ini di kerangkeng dengan tatapan-tatapan kosongnya. Tapi jika tidak di kurung mereka justru malah lebih terancam. Semua primata di TMR ini sepertinya mendapatkan perlakuan istimewa. Ada dapur khusus yang menyediakan makanan sehat nan bergizi. Saat kami datang pun rasanya iri, kerena si Kumbo sedang menikmati buah anggurnya yang manis. Salam hangat @DzulfikarAlala Ps. Semua foto adalah dokumentasi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H