[caption id="attachment_343391" align="aligncenter" width="620" caption="foto gabungan dari wikipedia yang digabungkan sendiri"][/caption]
Bagi saya ada beberapa kompasianer yang menginspirasi saya selama ini. Katakanlah Yusran Darmawan dan Junanto Herdiawan. Dua sosok ini banyak mempengaruhi tulisan-tulisan saya di Kompasiana. Bagi saya, jadi diri sendiri memang lebih baik. Namun tak salah juga jika kita meniru kebaikan orang lain. Mungkin kedua sosok ini juga bisa jadi inspirasi buat anda melaui tulisan-tulisannya yang membumi.
Tentunya setiap orang memiliki seseorang yang menginspirasi kehidupan mereka. Entah itu karena pemikirannya, bukunya atau memang karena karya lainnya. Meskipun inspirasi itu bisa pula datang dari keluarga terdekatnya sendiri. Misalnya dari ibunya atau dari ayahnya sendiri. Tak mengapa, selama itu memang beralasan dan memiliki keunikan tersendiri.
Begitu juga ketiga orang diatas yang fotonya saya gabungkan yang saya ambil dari wikipedia. Tak perlu mungkin saya sebutkan satu persatu. Ketiganya merupakan penulis terkenal dan banyak memberikan inspirasi bagi generasi selanjutnya.
Yang unik adalah ada benang merah antara ketiganya. Arswendo Atmowiloto ternyata merupakan penulis yang sangat dikagumi oleh Hilman Hariwijaya. Hilman sendiri kondang karena cerita pendeknya tentang Lupus yang mulai dikenal masyarakat pada tahun 1986 melalui majalah HAI. Kemudian cerpen tersebut dinovelkannya hingga bergulir menjadi sebuah tontonan dalam layar lebar dan layar kaca.
Tak ayal penikmat Lupus pun banyak yang terinspirasi dari cerita kocak keseharian Lupus, karakternya yang seolah memang hidup ditengah-tengah masyarakat seolah terus dicari keberadaannya. Tak disangka tulisan-tulisan Hilman merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh sosok Raditya Dika, penulis muda yang sangat populer dikalangan anak muda abad 21 ini. Raditya kini selain berprofesi sebagai penulis juga dikenal sebagai seorang comic (stand up comedian). Bahkan ia membintangi filmnya sendiri.
Pada sebuah acara di salah satu televisi swasta beberapa hari yang lalu, izinkan saya mengutip ulang perkataan Raditya. Ia bilang kurang lebih begini, "rantai inspirasi itu selalu ada dan berulang seperti tongkat estafet" dan terbukti ia terinspirasi oleh tulisan Hilman dengan Lupusnya sehingga Raditya bisa sukses melalui buku-buku kocaknya, hingga akhirnya cerita dari buku-bukunya tersebut di filmkan. Ia pun mengakui bahwa beberapa penggemarnya merasa terinspirasi oleh tulisan-tulisan Raditya. Tak perlu menunggu lama, dalam beberapa tahun ke dapan akan ada sosok fenomenal lagi yang muncul yang mungkin saja menyebutkan sosok Raditya Dika sebagai inspirator karyanya.
Dengan contoh rantai inspirasi penulis diatas, saya pun terinspirasi untuk menuliskan sosok-sosok inspiratif dari Indonesia melalui sebuah tulisan setiap minggunya yang akan saya tuangkan dalam akun kompasiana ini. Jika paket internet itu memang ditakdirkan menjadi rezeki saya, saya akan berusaha komitmen untuk memenuhi tulisan saya dengan sosok-sosok inspiratif yang selama ini mengharumkan nama bangsa dan negara di kancah nasional maupun di ajang internasional.
Ada banyak sosok inspiratif namun terkadang tenggelam begitu saja ditengah-tengah hiruk pikuk pemberitaan yang lebih menjual. Ada banyak sosok-sosok muda yang berprestasi yang mungkin tidak memerlukan publikasi namun bisa begitu banyak menginspirasi orang lain yang membutuhkan dorongan semangat untuk hidup lebih berarti melalui sebuah karya.
Melaui sebuah tulisan-tulisan sosok inspiratif, setidaknya saya bisa mewujudkan impian saya untuk menjaga rantai inspirasi agar tidak terputus ditengah jalan. Dengan demikian akan semakin banyak orang yang mampu berkarya lebih baik lagi.
Salam Hangat