Lihat ke Halaman Asli

Rafika Rani

Konten Kreator dan Penulis

Ada Trauma di Balik Gempa Cianjur

Diperbarui: 6 Desember 2022   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapa yang tidak takut gempa? Gempa adalah suatu peristiwa alam terjadinya guncangan di permukaan bumi secara tiba - tiba akibat adanya gerakan lempeng tektonik. Kali ini, gempa mengguncang Cianjur, Jawa Barat dan kali pertama terjadi pada 21 November 2022 lalu, diikuti oleh gempa susulan yang terjadi beberapa kali setelah gempa pertama. Hingga saat ini, warga sekitar masih merasa was - was dan tetap siaga akan adanya gempa susulan. 

Ledya, ibu beranak satu, merasakan sendiri gempa berkekuatan sangat besar dan menyaksikan langsung tembok - tembok rumah dan genting berjatuhan.  

"Posisinya aku lagi di kamar berdua sama anakku, yang lain sedang ada kegiatan lain di luar rumah. Si bayi sedang aku gendong sambil aku teleponan sama saudara. Dengan keadaan hanphone masih ada di tangan aku, tiba - tiba guncangan langsung besar. Yang aku ingat tembok rumah langsung goyang, dibarengin suara gemuruh besar."

Ledya juga menjabarkan kronologi saat itu kalau ia langsung bergegas mencari perlindungan dengan keluar rumah dan melihat sekilas genting - genting berjatuhan.

Ketika diwawancarai, ia juga mengatakan jika gempa diikuti gempa susulan beberapa kali yang terjadi tidak lama setelah gempa pertama berkekuatan 5,6 magnitudo itu. "Gempa susulan ada dan jumlahnya pun enggak sedikit. Setiap jeda beberapa menit selalu ada gempa susulan dan lumayan besar.

Nyatanya, gempa Cianjur meninggalkan trauma untuk dirinya. Dirinya sempat histeris dan merasa takut. Ditambah, banyak warga sekitar berlarian ke luar rumah dan mencari tempat aman untuk melindungi diri mereka. "aku trauma banget sampai enggak berani masuk ke rumah beberapa hari belakangan ini. Bahkan untuk ke toilet pun aku harus ditemani suami. 

Ledya, warga asli Cianjur ini baru saja melahirkan putra pertamanya dua bulan yang lalu. Ia menjelaskan sejak kejadian gempa, ia sempat mengungsi di tenda bersama dengan warga lainnya karena masih belum berani untuk tidur di rumah masing - masing. "sempat ngungsi di tenda sama warga, tapi beberapa hari ini buat tenda sendiri di samping rumah." jelasnya.

Namun ia sangat mencemaskan kondisi anaknya masih sangat bayi karena sempat mengungsi di tenda. Sementara curah hujan cukup intens saat itu. Untungnya, banyak teman dan kerabat memberi bantuan.

"Baby tidur di tenda padahal cuaca panas. Alhamdulillah dia sehat sampai hari ini meski hujan. Makanan aman karena alhamdulillah banyak yang bantu."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline