Melihat berbagai hiruk pilu di lingkungan sekitar, tentang apa yang harus diikuti, akankah setiap komentar dari masyarakat harus kita patuhi sebagai eksistensi dari diri kita sendiri. dalam perenungan, penulis membuat sebuah coretan sajak akan hal tersebut, tidak panjang, namun begini isinya.
"Berlarilah....Berjalanlah....
Ikutilah arus rembulan,
yang mengalir dari kedua sudut bola matamu
Selamilah dalamnya samudra keraguan,
yang membara di dalam dadamu
Bakarlah ketakutan yang membelenggu tangan kehidupan,
Yang mengasihi setiap jiwa yang hilang
Jadilah, apa yang kau angankan
Di dalam mimpi yang penuh dengan keagungan
Kau adalah sepenuhnya kau sendiri"