Lihat ke Halaman Asli

Cerita di Balik Keangkeran Alas Purwo

Diperbarui: 16 Februari 2016   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alas purwo adalah sebuah hutan yang terletak di ujung selatan Kota Banyuwangi. Hutan ini memiliki luas 43.420 ha yang di dalamnya terdapat banyak satwa dan tumbuhan liar, oleh karena itu hutan ini dijadikan taman nasional oleh pemerintah setempat dengan nama Taman Nasional Alas Purwo. Alas purwo merupakan salah satu objek wisata yang diminati para wistawan. Di dalam hutan ini juga terdapat pantai yang memiliki ombak setinggi 4 meter yang dinamakan pantai plengkung. Selain keindahan yang disajikan oleh taman nasional ini, alas purwo juga terkenal dengan keangkeran dan cerita mistisnya. Jadi tidak mengheran bila banyak orang melakukan ritual dan upacara agama hindu di hutan ini. Menurut cerita Suku Osing, suku asli Banyuwangi alas purwo dulunya merupakan Kerajaan Purwa.

Pada zaman dauhulu hiduplah Raja Purwa dan Raja Mataram. Mereka merupakan kakak adik Raja Purwa adalah adik dari Raja Mataram yang memerintah di ujung Pulau Jawa sementara Raja Mataram memerintah di Jawa tengah.

Raja Purwa memiliki seorang permaisuri yang bernama Saenah. Ia merupakan seorang ratu yang sangat cantik tapi sayang dia memiliki penyakit yang bernama gudik. Gudik merupakan penyakit yang sangat menjijikkan. Tubuh sang ratu dipenuhi oleh luka yang megeluarkan cairan dan mempunyai bau busuk. Oleh karena penyakit ini, sang ratu diusir dari kerajaan oleh Raja Purwo, karena takut tertulari.

Pada suatu hari Raja Mataram mengadakan pesta pernikahan anaknya. Sang raja menyuruh prajuritnya untuk datang ke Kerajaan Purwa dan meminta kambing dan sapi yang tidak terhitung jumlahnya karena Kerajaan Purwa memiliki kekayaan yang melimpah.
Sesampainya di Kerajaan Purwa, prajuritpun langsung menyampaikan keinginan Raja Mataram.

Raja Purwa : “Apa yang membuat kalian kemari?”
Prajurit : “Kami diutus oleh Raja Mataram untuk menyampaikan sebuah pesan”
Raja Purwa : “Pesan apa itu?”
Prajurit : “Kami disuruh ole Raja Mataram untuk meminta kambing dan sapi yang tidak terhitung jumlahnya”
Raja Purwa : “Ada perlu apa sehingga dia meminta kembing dan sapi sebanyak itu?”
Prajurit : “Raja Mataram akan mengadakan pesta pernikahan untuk putrinya”
Raja Purwa : “Baiklah akan kusuruh prajuritku untuk mengambilkannya”
Kemudian prajuritpun mengambilkan kambing dan sapi lalu menaruhnya ke dalam bumbung yang sangat besar dan Raja Purwa menyampaikan pesan kepada prajurit mataram.
Raja Purwa : “Prajurit aku mempunyai pesan untuk kalian”
Prajurit : “Apa itu raja?”
Raja Purwa : “jangan pernah sekali-kali kalian buka bumbung ini sebelum kalian sampai di Kerajaan Mataram”
Prajurit : “Baik raja”
Raja Purwa : “Sekarang kembalilah ke Mataram dan sampaikan salamku ke raja kalian”
Prajurit : “Baik raja akan segera saya sampaikan”

Prajurit pun mulai berangkat pulang menuju ke Kerajaan Mataram dengan membawa sebuah bumbung besar yang berisi Kambing dan Sapi. Tapi belum sempat sampai di Mataram terdapat kecurigaan atas apa yang ada di dalam bumbung tersebut. Sehingga prajurit pun terhenti dan terhasutlah pikiran mereka untuk membuka bumbung tersebut. Mereka pun mencoba untuk bumbung tersebut dan terkejutlah mereka saat melihat sapi dan kambing berloncatan keluar dari bumbung tersebut, bahkan banyak diatara prajurit yang mati terlindas oleh sapi dan kambing.

Karena kejadian tersebut jumlah prajurit yang tadinya sangat banyak hanya tinggal beberapa orang saja. Karena takut dimarahi oleh sang raja karena tidak membawa permintaan raja dan jumlah prajurit yang hanya sedikit, akhirnya mereka pun memutuskan untuk menetap dan tinggal di tempat tersebut.
Sementara itu di Kerajaan Mataram, Raja Mataram sedang menunggu dengan perasaan cemas. Karena takut terjadi apa-apa akhiranya Raja Mataram dan pengawalnya pergi menuju ke Kerajaan Purwa untuk memastikan apa yang terjadi.

Sampailah Raja Mataram di Kerajaan Purwa.
Raja Purwa : “Wahai kakak apa yang membuatmu datang kemari?”
Raja Mataram : “Adik, apakah engkau tahu di mana prajuritku berada?”
Raja Purwa : “Bukankah mereka sudah pulang dengan membawa apa yang kau minta”
Raja Mataram : “Tapi, hingga saat ini mereka masih belum pulang”
Raja Purwa : “Mengapa ini bisa terjadi kak?”
Raja Mataram : “Apakah engkau tidak mau memberikan apa yang aku minta?”
Raja Purwa : “Aku sudah membeikan apa yang kau minta kepada mereka kak”
Raja Mataram : “Aku tidak percaya dengan apa yang kau katakan”
Akhirnya terjadilah pertempuran yang sangat sengit antara Raja Purwa dengan Raja Mataram. Beberapa prajurit Raja Mataram dan Raja Purwa pun saling menyerang dan membunuh. Tapi karena kesaktian Raja Purwa, Raja Mataram pun kalah dan kembali ke Kerajaan Mataram. Dalam perjalanan pulang Raja Mataram bertemu dengan seseorang perempuan, ternyata perempuan itu adalah permaisuri Raja Purwa yang bernama Saenah yang dulu pernah dibuang oleh Raja Purwa.
Raja Mataram : “Hei, siapa engkau dan mengapa kau ada di hutan sendirian?”
Saenah : “Raja Mataram?”
Raja Mataram : “Mengapa kau bisa tahu namaku, siapa engkau sebenarnya?”
Saenah : “Aku adalah Saenah permaisuri Raja Purwa”
Raja Mataram : “Benarkah itu kau, lantas mengapa kau ada di sini?”
Saenah : “Hamba diusir oleh Raja Purwa karena penyakit gudik ini, dan apa yang menyebabkan raja ada di sini?”
Raja Mataram : “Aku telah bertarung dengan Raja Purwa”
Saenah : “Apa yang menyebabkan kau hingga bertarung dengan Raja Mataram? Bukankah kalian bersaudara?”
Raja Mataram : “Raja Purwa tidak mau memberikan kambing dan sapi untuk pesta pernikahan putriku”
Saenah : “Apakah raja dapat mengalahkannya? Sepertinya aku tidak yakin kalau Raja dapat megalahkannya”
Raja Mataram : “Aku memang kalah dalam pertarungan itu. Apakah kau tahu kelemahan dari Raja Purwa?”
Saenah : “Aku akan memberi tahu kelemahan dari Raja Purwa, tapi kau harus mengajakku ke Mataram”
Raja Mataram : “Baiklah akan ku ajak kau ke Mataram, lantas apa kelemahan dari Raja Purwa?”
Saenah : “Untuk mengalahkan Raja Purwa anda harus menyerangnya dari arah timur, karena Raja Purwa memiliki ilmu kipas angina yang menangkis segala serangan dari arah barat”
Raja Mataram : “Pantas saja aku kalah dalam pertarungan kemarin, karena aku menyerangnya dari arah barat baiklah sekarang ikutlah aku ke mataram”
Akhirnya Saenah pun diajak ke Kerajaan Mataram oleh sang raja. Saenah pun hidup bahagia di Mataram. Keesokan harinya Raja Mataram menyiapkan prajuritnya untuk menyerang kembali Raja Purwa. Sesuai intruksi dari Saenah kali ini Raja Mataram menyerang dari arah timur.

Di pertarungan yang sengit tersebut pasukan Raja Mataram menghancurkan lini pertahanan dari Kerajaan Purwa. Kesaktian Raja Purwa memang sangat menakjubkan, meskipun demikian Ia tetap kewalahan menghadapi Raja Mataram dan akhirnya Raja Purwa harus menanggung kekalahannya.
Hingga sekarang kerajaan Purwo masih terkenang dan masih ada, namun hanya orang-orang tertentu saja yang dapat melihat kerajaan ghaib tersebut.

Nilai Moral
Menepati janji dan menjaga amanat merupakan nilai moral yang diajarkan oleh cerita di balik Alas Purwo hal ini ditunjukkan saat prajurit mataram yang mencoba membuka bumbung berisi sapi dan kambing padahal sudah diperingatkan oleh Raja Purwa.

Nilai Agama
Di dalam cerita Alas Purwo tidak terdapat bagian menyinggung tentang nilai agama. Tapi di dalam alas purwo terdapat goa yang diyakini merupakan istana para makhluk gaib dan masih banyak orang hindu yang melakukan upacara ibadah di goa tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline