Peluh semakin terlihat nyata bagi orang-orang yang bertahan dalam perjuangan
Musuhnya mengira bahwa mereka telah kalah dan sangat kalah
Tapi tidak, bagi mereka kemenangan sudah semakin dekat
Melintasi setiap langit yang memberi warna lengkap
Pelangi itu seakan semakin memberikan harap-harap
Hanya mereka, orang yang beriman yang dapat melihat
Bagaimana mungkin orang lain bisa berfikir sejauh mereka?
Sedang mempelajari akidah saja tak pernah tamat sampai tuntas
Padahal kepercayaan kepada Rabb semesta alam adalah kunci dari segalanya
Ada juga orang yang tamat dalam ujian, bahkan mendapat predikat cumlaude
Namun, ternyata ujian hanyalah sebatas ujian sebagai formalitas belaka
Tak mengambil hikmah apalagi menerapkannya dalam kehidupan
Padahal, itulah point terpenting dalam perjalanan pelayaran
Mereka hanya bisa tersenyum, menyerahkan semuanya pada pencipta
Lantas, landasan yang lawan ambil adalah hanya sekadar kepentingan dunia
Bukti semakin menguatkan, dengan adanya pencampuran antara Haq dan batil
Memilihnya bukan tujuan, sebab masih adanya kebaikan sepenuhnya yang seharusnya diperjuangkan
Satu persatu hilang, sebabnya cukup klasik
Bahwa rasa memiliki dan cinta tanah air adalah keutamaan
Yang perlu ditakuti adalah bahkan seluruh jagat raya ini milik Allah
Sampai kapanpun dan bagaimana pun manusia mengelaknya
Jika Allah sudah berkehendak, maka kematian cepat atau lambat akan datang
Termasuk kematian seluruh dunia ini.
Membangun bersama-sama katanya lebih baik
Tapi sekali lagi, jika mendukung yang berbeda tujuan
Apakah kita tak memikirkan saudara kita nan jauh disana ?
Yang bahkan disetiap harinya tak tenang akibat penyerbuan
Lantas, bersama macam apa yang hendak dibentuk?
Semua mengglobal, semua tersistem, dan semua akan hancur pada waktunya
wallahu a'lam bish-shawab
Jakarta, 070718
Fiiya Amzya
@fiiya_amzya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H